Selasa, 02 Desember 2008


Marleve minta nasehat Rexy, Pia memasak untuk kakaknya

Bermusuhan di dalam lapangan, bersaudara di luar lapangan. Itulah Marleve Mainaky, 36 tahun, pelatih tunggal putri tim Piala Uber Indonesia, dengan Rexy Mainaky, 40 tahun, pelatih tim Malaysia. Maklum, mereka berdua memang kakak-adik.

Marleve sempat tepergok mendatangi tempat latihan tim Piala Thomas-Uber Malaysia sebelum pelaksanaan turnamen. "Mau ketemu Rexy, sekalian curi-curi strategi," kata Marleve, malu-malu.

Menurut Marleve, kakaknya sering memberinya nasihat. "Di tim itu yang kuat si 'anu', mestinya kau harus begini, begitu," tutur Marleve, menirukan masukan dari sang kakak.

Rexy adalah panutan Marleve sejak awal kariernya sebagai pemain, akhir 1990-an. Minat Marleve membesar untuk menekuni dunia teplok kok setelah Rexy merebut medali emas ganda putra Olimpiade Atalanta 1996 bersama pasangannya, Ricky Subagja.

Minat Tommy Sugiarto menekuni dunia bulu tangkis mirip dengan Marleve. Pemain tunggal keempat tim Piala Thomas Indonesia itu ditulari oleh orang tuanya, Icuk Sugiarto-Nina Yaroh, yang sama-sama mantan pemain.

Ternyata, jalan yang dipilihnya tidaklah mudah. Nama besar sang ayah selalu menghantuinya di tiap kejuaraan. "Kok bapaknya juara dunia, anaknya tidak bisa?" ucap Tommy.

Untung sang ayah selalu mengerti jika Tommy merasa tertekan dengan kenyataan itu. "Papa terus kasih nasihat agar saya berusaha sekuat mungkin menunjukkan yang terbaik," katanya. Kini, pada usia 20 tahun, Tommy menjadi pemain termuda yang pernah memperkuat tim Thomas Indonesia.

Dukungan serupa juga diberikan Markis Kido, 23 tahun, ganda pertama tim Piala Thomas Indonesia, kepada adiknya, Pia Zebadiah Bernadet, 19 tahun, tunggal ketiga tim Piala Uber. Selain mereka, ada Bona Septano, adik Markis, yang menghuni Pelatnas Pratama.

Perhatian Markis begitu besar kepada Pia. "Uda (abang) sempat menjual mobilnya untuk membiayai saya ikut kejuaraan Super Series," tutur Pia. Hubungan mereka tambah dekat sejak ditinggal wafat sang ayah, Djumharbey Anwar, sekitar satu setengah bulan lalu.

Sementara Markis berkorban mobil, apa balas budi Pia kepada sang kakak? "Saya sering memasak mi instan untuknya," kata Pia sambil tertawa.