Kamis, 30 April 2009

fisik skuad piala sudirman dekati ideal

Fisik Skuad Piala Sudirman Dekati Ideal
JAKARTA - Kondisi fisik skuad Indonesia menuju Piala Sudirman mendekati ideal sepekan menjelang keberangkatan menuju Guangzhou, Tiongkok, Rabu mendatang (6/5). Terutama dua pemain inti Maria Kristin Yulianti dan Markis Kido yang masih dalam tahap penyembuhan dari cedera lutut.

Menurut Felix Ari Bayu Marta, pelatih fisik pelatnas Cipayung, saat ini Maria sudah mengalami banyak kemajuan jika dibandingkan dengan saat baru pulang dari India Gold Grand Prix 25-29 Maret lalu. Tak dimungkiri bahwa cedera yang diderita peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing itu masih mengganggu. Beberapa kali dalam latihan fisik, Maria tidak dapat melakoni yang diujikan kepadanya.

''Sebelumnya sudah membaik dan tidak ada masalah. Tapi, saat latihan dengan game beberapa hari lalu Maria sempat merasa kurang enak pada lututnya,'' ucap Felix di Jakarta kemarin.

Dia berharap, kondisi Maria segera membaik. Selain memberikan latihan khusus, Maria perlu dukungan mental agar kondisinya segera membaik.

Kemajuan pesat justru dialami Markis Kido. Pada latihan pagi kemarin, pasangan Hendra Setiawan itu sudah mampu melakukan latihan fisik yang diberikan Felix. Tak ada lagi keluhan menyangkut kondisi cedera lutut kiri yang membekapnya sejak menghadapi Olimpiade itu.

''Hampir semua sektor latihan dijalani Kido dengan baik. Dia juga sudah kembali joging seperti biasa sebelum melakukan latihan fisik,'' terang pria yang juga menangani fisik tim basket Satria Muda Britama itu. ''Kalau memang Maria atau Kido tidak dapat menjalankan program latihan, saya juga menyiapkan alternatif. Misalnya, terapi latihan fisik yang benar-benar tidak akan menganggu penyembuhannya,'' imbuh dia.

Persoalan berat badan yang sempat mengemuka pada beberapa pemain juga mulai terkikis. Memang masih ada pemain yang harus menurunkan berat badan 2-3 kg. Namun, itu juga masih dimaklumi. Greysia Polii, misalnya. Berat badan idealnya adalah 58 kg. Namun, saat ini dia masih memiliki bobot 60 kg.

Meski belum mencapai berat badan ideal, usaha Grace patut diacungi jempol. Sebab, sebelumnya berat badan pemain yang dibesarkan PB Jaya Raya Jakarta itu jauh di atas 60 kg. ''Mendadak harus turun drastis juga terlalu berisiko, nanti malah pemain tidak memiliki power saat bertanding,'' terang Felix.

Kemajuan berarti juga ditunjukkan Liliyana Natsir. Pemain ganda campuran itu tak lagi menyisakan persoalan kecepatan kaki. Bahkan, porsi latihan fisik sudah mulai dikurangi.

Mental masih jadi masalah

Persiapan Tim Indonesia ke Piala Sudirman

JAKARTA - Piala Sudirman 2009 kurang sepekan lagi dilangsungkan di Guangzhou, Tiongkok, yakni pada 6-10 Mei mendatang. Namun, masalah serius masih dihadapi tim Indonesia. Kepercayaan diri Sony Dwi Kuncoro dkk masih di bawah standar.

Evaluasi itu terungkap berdasar hasil simulasi yang dilakukan di Pusat Bulu Tangkis PB PBSI Cipayung, Jakarta Timur, kemarin (29/4). Tim Merah yang merupakan bayangan tim inti hanya bisa menang tipis 3-2. Pada dua laga perdana, Lindaweni Fanetri dan Sony Dwi Kuncoro gagal mengatasi lawan masing-masing pada nomor tunggal wanita dan pria. Linda -sapaan karib Lindaweni- kandas di tangan Adriyanti Firdasari 17-21, 19-21. Sementara itu, Sony ditundukkan Simon Santoso 17-21, 12-21.

Nitya Krishinda/Greysia Polii yang tampil kemudian mampu memperkecil ketinggalan. Mereka menundukkan Meiliana Jauhari/Shendy Puspa Irawati 21-12, 21-6. Nova Widianto/Liliyana Natsir menyamakan kedudukan 2-2 dengan mengalahkan Devin Lahardi/Lita Nurlita 21-13, 14-21, 21-19. Pada laga penentuan, Mohammad Ahsan/Bona Septano sukses mengalahkan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki 20-22, 24-22, 21-19.

"Dari penampilan para pemain, mereka tak lagi memiliki persoalan teknis. Tapi, masalah kepercayaan diri harus ditingkatkan," jelas Christian Hadinata, kepala pelatih Tim Sudirman, setelah simulasi kemarin.

Menurut dia, persoalan mental itu masih bisa dibenahi dari luar. Misalnya, motivasi dari pelatih. Namun, peran terbesar tentu dari para atlet itu sendiri. "Kalau memang pemain sudah memiliki keinginan untuk bisa tampil percaya diri, tak perlu sehari untuk bisa memperbaiki," imbuh Christian.

Penilaian tersebut tak hanya didasarkan pada sekali simulasi kemarin. Jumat (24/4) PBSI sudah menggeber simulasi untuk kali pertama dengan skuad yang berbeda. Bahkan, kala itu PBSI menyertakan pasangan nonpelatnas Hendra A. Gunawan/Alvent Yulianto.

Dengan kondisi tersebut, PBSI juga belum menentukan skuad utama yang akan diterjunkan di Piala Sudirman. Selain itu, pelatih belum menyetorkan hasil analisis kekuatan lawan yang bakal dihadapi. Pada babak penyisihan grup, Indonesia akan ditantang Tiongkok, Inggris, dan Jepang.

Selain masalah mental, sebenarnya ada masalah teknis yang cukup mengganjal. Yaitu, kondisi tunggal wanita terbaik Maria Kristin Yulianti yang belum pulih 100 persen. Meski berdasar hasil pemeriksaan kesehatan kondisi cedera lutut Maria sudah baik, penampilannya di India masih dinilai tak sepadan dengan track record-nya selama ini.

Begitu pula, Markis Kido yang masih harus menjaga kondisi lutut kirinya. Kemarin dia memang tak tampil dalam simulasi karena bersamaan itu juara dunia 2007 bersama Hendra Setiawan tersebut tampil pada Candra Wijaya Mens's Double Championship 2009. Tak tanggung-tanggung, yang dilawannya juga pasangan juara dunia 1997 Sigit Budiarto/Candra Wijaya. Hasilnya, Kido/Hendra masih kalah pada laga ekshibisi itu namun dengan skor yang ketat.

"Pertandingan itu tak berpengaruh banyak terhadap kondisi saya karena memang lebih banyak menampilkan gerakan atraktif untuk menarik penonton," jelas Kido. Hanya, dia memang waspada agar cederanya tak bertambah parah. "Saya memang cedera, tapi bukan berarti penampilan saya langsung jelek sekali," imbuhnya.

Selasa, 28 April 2009

frekuensi latihan



















CIPAYUNG--MI: Pemantapan latihan menjelang tiga minggu pelaksanaan kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman di Guangzhou, China, 10-17 Mei mendatang masih dilakukan secara intensif di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (16/4).

Hal itu terlihat dari frekuensi pelatihan yang dikawal masing-masing pelatih bulu tangkis pelatnas dengan pengawasan ketat sang maestro sekaligus Ketua Subbidang Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata.

Dari pantauan Media Indonesia di lapangan, peringkat delapan dunia Simon Santoso terlihat berlatih secara intensif dengan dua rekannya, yaitu Yoga Pratama dan Nugroho Andi Saputra, sedangkan Tommy Sugiarto yang juga diunggulkan di sektor tunggal putra juga terlihat melakukan latih tanding yang sama.

"Saya melakukan sparing bersama rekan dan pelatih untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus bagus untuk melatih mental bertanding," ujar Tommy seusai latihan.

Ia menjelaskan menghadapi kejuaraan Piala Sudirman mendatang, pihaknya tetap fokus berlatih untuk mendapatkan hasil maksimal. "Saya terus berlatih dan melakukan sparing melawan dua orang (1:2) karena dapat meningkatkan daya pikir saya untuk bergerak lebih cepat. Tentunya sangat dibutuhkan untuk tampil maksimal," tandas putra sang maestro era 1980-an, Icuk Sugiarto.

Pelatihan dengan metode satu pemain melawan dua pemain, sambungnya, sangat tepat untuk meningkatkan kecepatan menyerang, membendung smes hingga melakukan permainan jaring. Pasalnya, kekuatan atlet akan diuji saat berusaha untuk mengembalikan serangan lawan. "1:2 sangat tepat diterapkan bagi saya sebagai simulasi sebelum bertanding sesungguhnya, yaitu man to man (satu lawan satu)," tukas Tommy.

Menanggapi metode pelatihan 1:2, pelatih tunggal putra Hendrawan mengatakan waktu maksimal yang harus dilakukan seorang atlet yaitu 40 menit untuk meningkatkan daya tahan fisik atlet. "Bila dalam latihan 1:2, maka dibutuhkan waktu maksimal selama 60 menit, sedangkan bila 1:3 dibutuhkan 30 menit," jelasnya.

Ia mengatakan lama waktu pelatihan yang diterapkan kepada atlet masih dilakukan selama 40 menit. "Proses ini harus dilakukan secara tahap demi tahap hingga maksimal 60 menit," papar Hendrawan.

Sementara itu, pada sektor tunggal putri, beberapa pemain seperti, Adriyanti Firdasari juga terlihat melakukan hal yang sama dengan beberapa rekannya di bawah bimbingan pelatih tunggal putri Marlev Mario Mainaky. "Metode 1:2 bukanlah hal yang baru namun memiliki manfaat bagi atlet," tandas Marlev.

Keunggulan dari proses 1:2 atau 1:3, diakuinya sebagai proses peningkatan fisik. Pasalnya, atlet dipaksa untuk lebih fokus mengembalikan permainan dari dua orang rekannya. "Saya kira hal ini juga dilakukan pelatih di luar negeri," ucapnya.

Sementara itu pada sektor ganda putra, beberapa pemain seperti Hendra Setiawan, Bona Septano, dan Mohammad Ahsan juga melakukan latihan di bawah bimbingan pelatih ganda putra Sigit Pamungkas.

Hendra yang baru saja menjuarai Kejuaraan Asia 2009 di Suwon, Korea, beberapa waktu lalu, terlihat hanya melakukan sprint, sedangkan pasangannya Markis Kido tidak terlihat pada sesi latihan tersebut akibat cidera lutut kiri yang masih dialaminya.

Di sektor ganda putri, beberapa atlet seperti Shendy Puspa Irawati, Meliana Jauhari, Greysia Polii serta Nitya Krishinda Maheswari lebih fokus menjalani pelatihan smas (1:3) di bawah asuhan pelatih Aryono.

Selain itu di tempat yang sama, peringkat satu dunia ganda campuran Liliyana Natsir yang berpasangan dengan Nova Widianto juga terlihat melakukan latihan bersama juniornya Fran Kurniawan dan Lita Nurlita dibawah asuhan pelatih ganda campuran Richard Leonard Mainaky.

Sebelumnya, Christian menilai frekuensi latihan masih perlu ditingkatkan kepada tim Piala Sudirman 'Merah Putih' untuk mendapatkan hasil secara maksimal, karena latihan bersifat simulasi dan pelaksanannya saat mengikuti pertandingan.

"Peluang masih seimbang dengan negara lainnya, sehingga dibutuhkan peningkatan fisik dan mental di dalam simulasi (latihan)," pungkasnya.

ujian tim sudirman

Tim Merah Putih terus berbenah seiring dengan kian dekatnya Piala Sudirman 2009 mulai 10-17 Mei nanti di Guangzhou, Tiongkok. Hari ini dua tim pelatnas bakal diadu di markas bulu tangkis Cipayung, Jakarta Timur.

Tim pertama bakal diperkuat Sony Dwi Kuncoro, Nova Widianto, Liliyana Natsir, Maria Kristin, Bona Septano/Mohammad Ahsan, serta Greysia Polii/Nitya Krishinda. Mereka harus melawan tim lain yang diperkuat Simon Santoso, Adriyanti Firdasari, Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama, Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari, dan ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita.

Simulasi itu menjadi uji coba kedua bagi skuad Sudirman. Sebelumnya, Jumat lalu tim Sudirman menjalani pertandingan serupa, tapi masih melibatkan pemain nonpelatnas Hendra A. Gunawan/Alvent Yulianto.

"Teamwork para pemain sudah terbentuk dengan baik. Paling tidak, tak ada kecanggungan lagi antara para pemain senior dan mereka yang baru kali pertama menjadi skuad tim Sudirman," terang Christian Hadinata, pelatih kepala tim Sudirman, di Jakarta kemarin (28/4).

Nah, dengan beberapa kali simulasi di Pelatnas Cipayung tersebut, diharapkan permainan dan kerja sama tim bisa terbentuk. Selain itu, formasi tim Sudirman diharapkan memiliki kekuatan imbang meski ada rotasi pemain, apalagi sektor ganda wanita yang dinilai masih perlu perbaikan yang cukup signifikan. Selama ini, ganda wanita beruji coba melawan pemain pria dari klub-klub di Jakarta. Maklum, stok di nomor tersebut cukup minim.

Sementara itu, ujian pertama bagi Markis Kido/Hendra Setiawan akan lebih terjal. Keduanya bakal memperebutkan gengsi melawan juara dunia 1997 Candra Wijaya/Sigit Budiarto dalam laga ekshibisi pembukaan Candra Wijaya Mens Double Championship hari ini di GOR Asia Afrika.

Awalnya, Candra sebagai ketua panpel berencana menghadirkan pasangannya saat meraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney, Tony Gunawan. "Tapi, Tony sedang sibuk. Akhirnya, saya berpasangan dengan Sigit. Kita lihat siapa yang lebih unggul nanti," terang Candra.





Minggu, 12 April 2009

selamat jalan meta

META


DAUN-DAUN MULAI BERGUGURAN
BUNGA-BUNGA MENJADI LAYU
SEOLAH-OLAH TERHEMPAS BADAI
BEGITU DAHSYAT HINGGA TERJATUH


KETIKA KUPU-KUPU KEHILANGAN SAYAPNYA
KETIKA MELODI KEHILANGAN IRAMA
KETIKA BIBIR TAK BERUCAP
KETIKA KEHILANGAN SEORANG SAHABAT


ANDAI TAKDIR TAK MEMISAHKAN KITA
ANDAI TAKDIR TAK MEMPERMAINKAN KITA
ANDAI TUHAN BERKATA LAIN
SEMUA TAKKAN TERJADI


KINI SEMUA TLAH TERJADI
AIR MATA MEMBASAHI PIPI
ISAK TANGIS MENUSUK HATI
TAK MERELAKAN KEPERGIANMU


TAKKAN ADA LAGI PEREMPUAN
YANG MEMANDANG WAJAH IMUTNYA DICERMIN
TAKKAN ADA LAGI TAWA CANDA
TAKKAN ADA LAGI META


SELAMAT JALAN META !!! SEMOGA KAU TENANG DISANA. KITA SEMUA AKAN SELALU MENGINGATMU WALAU KITA TAK TAU KAPAN LAGI BERTEMU.
DIMANA ADA PERTEMUAN, DISANA ADA PERPISAHAN


GOOD BYE META. WE ALWAYS REMEMBER YOU !!!

rela berjam-jam demi kuku














Rela Berjam-jam demi Kuku
Banyak menu perawatan diri yang ditawarkan pengelola salon. Tapi, Maria Kristin Yulianti punya pilihan sendiri. Setiap ke salon, pebulu tangkis wanita nomor satu Indonesia itu selalu melakukan perawatan kuku tangan dan kaki.

Tak ada anggaran khusus yang disiapkan Maria. Jadwal berkunjung ke salon pun harus disesuaikan dengan jadwal turnamen yang diikutinya. Namun, ketika kesempatan itu datang, Maria rela duduk diam berjam-jam menikmati perawatan kuku.

Maka, jangan heran jika peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing itu sering tampil dengan kuku berwarna-warni hasil polesan kuteks. Terbaru, kuku tangan Maria dihiasi warna pink. ''Ini sih saya poles sendiri. Tidak sulit karena saya sudah terbiasa sejak kecil,'' terang cewek kelahiran Tuban, Jawa Timur, 24 tahun silam, itu.

Dibanding dengan kebanyakan atlet wanita lain, Maria memang sering menonjolkan sisi feminin. Dia sering mengenakan rok pendek yang modis. Warna jepit rambut dan tali kucir juga diperhatikan dengan cukup detail. Tingkah lakunya kalem, jauh dari kesan tomboi seperti kebanyakan atlet wanita lain.

''Maria memang paling sering ke salon daripada anak-anak lain.Saya sih hanya untuk creambath saja,'' terang Adriyanti Firdasari, rekan Maria di pelatnas bulu tangkis Cipayung.

fran kurniawan/pia zebadiah













Ketika Pasangan Baru Pelatnas Fran Kurniawan/Pia Zebadiah ''Berbulan Madu''
Waktu untuk Pasangan di Lapangan Kalahkan Waktu bagi Kekasih

Menjadi pebulu tangkis kelas dunia membutuhkan banyak pengorbanan. Sesi latihan menyedot hampir seluruh waktu. Itu dirasakan pula oleh pasangan baru ganda campuran Cipayung, Fran Kurniawan/Pia Zebadiah.

-----

RAUT muka Fran Kurniawan tak lagi muram. Sejak medio Maret lalu, latihan pagi dan sore setiap hari di Pusat Bulu Tangkis PB PBSI Cipayung, Jakarta Timur, dilakoninya dengan sepenuh hati. Maklum, dalam waktu dekat, dia sudah harus turun ke turnamen Vietnam Challenge di Hanoi mulai 21-26 April nanti.

Kepastian mengikuti turnamen internasional itu tak lepas dari suksesnya mendapatkan pasangan di ganda campuran. Sejak pemanggilan ke pelatnas Februari lalu, Fran memang kesulitan menemukan "jodoh". Shendy Puspa Irawati yang menjadi partnernya saat masih membela PB Djarum Kudus lebih dulu menuju pelatnas melalui sektor ganda wanita bersama Meiliana Jauhari. PBSI pun mengambil kebijakan untuk memfokuskan Shendy pada sektor tersebut karena minimnya pemain di sana.

Praktis, hampir tiga bulan Fran terkatung-katung. Alih-alih jadwal turnamen, pasangan yang digandengnya belum jelas. Nasibnya baru berubah ketika pemain tunggal wanita, Pia Zebadiah, memutuskan beralih ke nomor ganda campuran sekitar dua minggu lalu. "Akhirnya saya dapat 'istri' hingga kesempatan bertanding terbuka lagi," tutur Fran yang baru saja berulang tahun ke-24, tepatnya 1 April lalu.

Dia tak menyangka jika Pia akan menjadi pasangannya. "Saya pernah berkata dalam hati, asyik juga pasangan sama Pia ketika latihan iseng bersama. Itu sebelum Pia pindah ke ganda campuran," ungkap Fran.

Apalagi, jika dibandingkan tiga ganda campuran lain pada lapis kedua pelatnas, Fran mendapatkan pemain paling matang. Bandingkan dengan Muhammad Rijal yang sebelumnya berpasangan dengan Vita Marissa. Dia harus memulai langkah awal bersama Debby Susanto yang masih sangat muda. Begitu pula dengan Tantowi Ahmad yang digandengkan dengan Richi Dili Puspita.

Senada dengan Fran, Pia juga cukup gembira bisa langsung mendapatkan pasangan yang cocok di lapangan maupun di luar lapangan. "Tidak tahu kenapa, tapi soul-nya langsung dapet. Tapi, kami tidak boleh terburu-buru berkesimpulan karena belum diuji pada pertandingan sesungguhnya," terang Pia.

Pia memutuskan untuk pindah nomor karena prestasi di tunggal wanita kurang maksimal. Adik kandung juara Olimpaide 2008 Beijing ganda pria Markis Kido itu harus puas angkat koper pada putaran pertama di All England dan Swiss Terbuka Super Series Maret lalu.

Setelah berkonsultasi dengan keluarga dan pelatih tunggal wanita Marlev Mainaky, gadis kelahiran Medan itu pun membulatkan tekad pindah ke ganda campuran.

"Ternyata, lebih enak di lapangan berdua daripada tampil sendirian," kelakarnya. "Keluarga kami makin menguasai nomor ganda Cipayung bukan?" imbuhnya. Dua kakaknya memang lebih dulu mendiami ganda pria, Kido dan Bona Septano. Bahkan, saat Pia masih berjuang sebagai tunggal wanita ketiga di pelatnas, Kido sudah menjadi nomor satu bersama Hendra Setiawan dan Bona di lapis kedua bersama Mohammad Ahsan.

Dua pekan terakhir, Fran dan Pia rela menghabiskan waktu bersama di lapangan latihan Cipayung dari Senin pagi hingga Jumat sore. Mereka didampingi langsung oleh Richard Mainaky. "Kalau dihitung-hitung, waktu bersama Pia lebih banyak daripada saya bareng pacar," gurau Fran.

Fran memang hanya menyisakan Sabtu-Minggu untuk Alin Trisuci, cewek yang dipacarinya sejak lima tahun silam. Pia pun tak terlalu merasa kesepian setelah tak lagi jalan bareng Tommy Sugiarto.

Tantangan keduanya cukup berat. Meski menjadi pasangan baru, mereka diharapkan dapat menjembatani ganda campuran setelah skenario yang disusun Richard buyar seiring mundurnya Vita. Bukan tidak mungkin mereka menjadi ganda campuran ketiga tim nasional Piala Sudirman 2009.

kindra juara asia 2009
















Kido/Hendra Juara
SUWON- Pasangan ganda pria bulu tangkis Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan menyabet juara Kejuaraan Asia 2009 di Suwon, Korea Selatan, yang berakhir kemarin. Mereka menumbangkan pasangan tuan rumah Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong, 21-18, 26-24 pada final di Suwon indoor Stadium.

Keberhasilan tersebut paling tidak, menjadi bekal sebelum bertarung di Piala Sudirman 2009 pada 10--17 Mei nanti. Hanya, pasangan Korsel tersebut bukanlah yang terbaik di Negeri Ginseng itu.

Jung Jae Sung/Lee Yong Dae sudah berpisah karena salah satunya harus mengikuti wajib militer. Penantang mereka di partai final kemarin merupakan hasil bongkar pasang. Sebelumnya, Yeon Seong berpasangan dengan Choo Gun Wodan berada di urutan ke-14 dunia.

Kemenangan itu merupakan gelar perdana Kido/Hendra di tahun ini, sekaligus ulangan sukses Kido/Hendra pada Kejuaraan Asia 2005. Empat tahun lalu, Kido/Hendra juga juara. Hanya, kala itu keduanya belum menjadi nomor satu di tanah air.

Kido bersyukur atas kemenangan tersebut. ''Kami harus mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi," katanya dalam pesan singkatnya. Persaingan di Suwon, menurut Kido, belum cukup untuk menggambarkan peta kekuatan negara-negara peserta Piala Sudirman.

Sebab, jago-jago ganda pria dari negara kuat seperti Tiongkok dan Malaysia tidak diturunkan. ''Mereka tidak menurunkan yang terbaik, jadi sulit juga melihat kekuatan sebenarnya," sambungnya.

Kido/Hendra merupakan satu-satunya wakil Cipayung di turnamen berhadiah total USD 150 ribu tersebut. Keduanya diharapkan dapat menemukan iramanya setelah ganti formasi. Kido menjadi pemain depan dan Hendra di belakang.

Selain itu, ajang tersebut diharapkan dapat mengembalikan suasana pertandingan pada anak asuh Sigit Pamungkas itu setelah absen cukup lama.

''Saya rasa sama saja di belakang atau di depan. Saya sudah menemukan enjoy-nya masing-masing," aku Kido. Namun, penilaian Sigit sedikit berbeda. Dengan formasi baru itu Kido/Hendra masih cukup sulit mendulang poin. ''Kualitas Kido di depan masih belum sebagus Hendra, begitu juga sebaliknya. Kelihatannya mereka masih belum terbiasa dengan perubahan formasi," katanya.

Untuk itu, Sigit akan terus memoles formasi anyar itu setiba mereka di Indonesia. ''Percaya saja kepada mereka. Tapi, saya juga harus memantau perkembangan lutut Kido sampai menjelang keberangkatan (ke Piala Sudirman) nanti," jelas dia.

Juara Kejuaraan Asia 2009:

Tunggal pria: Bao Chunlai (Tiongkok)

Tunggal wanita: Zhu Lin (Tiongkok)

Ganda pria: Markis kido/Hendra Setiawan (Indonesia)

Ganda wanita: Ma Jin/Wang Ziaoli (Tiongkok)

Ganda campuran: Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (Korsel)

formasi baru
















Kido/Hendra Berkelas dengan Formasi Baru
SUWON - Markis Kido/Hendra Setiawan sukses menembus final Kejuaraan Asia 2009. Di semifinal kemarin (11/4), mereka mengalahkan pasangan Tiongkok Chai Biao/Liu Xiaolong 21-17, 21-15 di Suwon Indoor Stadium.

Kemenangan itu bermakna ganda bagi pasangan juara Olimpiade Beijing 2008 tersebut. Tidak sebatas mereka selangkah lagi ke gelar juara. Lebih dari itu, mereka semakin menunjukkan kelasnya dengan formasi baru yang ditetapkan pelatih Sigit Pamungkas.

Kido yang selama ini dikenal jago bermain belakang dengan jump smash-nya yang mematikan digeser ke depan. Hal itu terpaksa dilakukan karena Kido mengalami cedera pada lutut kirinya. Jika diforsir untuk terus melakukan jump smash, hal itu dikhawatirkan akan membuat cederanya kembali kambuh.

"Besok (final hari ini, 12/4, Red) saya juga harus bisa pegang depannya dulu. Kalau itu sudah dapat, permainan akan semakin mudah," terang Kido melalui layanan pesan singkat.

Tak hanya mempersiapkan faktor teknis, faktor wasit juga diwaspadai Kido pada partai perebutan juara hari ini. Maklum, penantang mereka adalah wakil tuan rumah Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong. Ganda yang baru dipasangkan di Korsel itu mengalahkan rekan senegaranya, Hwang Ji Man/Han Sang Hoon, 19-21, 21-15, 21-16.

"Kami harus main maksimal, tapi mudah-mudahan juga wasitnya netral," harap Kido.

Bagi Kido/Hendra, gelar juara di Korea sangat penting bagi persiapan mereka untuk menghadapi Piala Sudirman bulan depan. Itu akan menambah kepercayaan Kido bahwa cederanya sudah pulih.

Selasa, 07 April 2009

foto pia_bona


















pia nie pemain favorite q. sayang bgt kok putus yach ma tommy!!!

skuad piala sudirman

PB PBSI konsisten tak memanggil satu pun pemain nonpelatnas untuk memperkuat pasukannya yang diterjunkan ke Piala Sudirman di Guangzhou, Tiongkok, 10--17 Mei nanti.

Dengan demikian, kebutuhan pelatih memperkuat tim dengan memasukkan pemain senior nonpelatnas -seperti Vita Marissa, Flandy Limpele, atau Alvent Yulianto-- tak bisa dipenuhi.

Dengan komposisi tim, separo dari 20 pemain merupakan muka baru di Piala Sudirman. Antara lain, Tommy Sugiarto, ganda pria Bona Septano/Mohammad Ahsan, Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama, Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari dan Nitya Krishinda. Muka lama yang sudah berpengalaman misalnya Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Maria Kristin Yulianti, dan Markis Kido/Hendra Setiawan serta ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir. (selengkapnya lihat grafis)

Tak dipungkiri, kekuatan yang didominasi pemain muda itu cukup berisiko. Tapi, kasubbid pelatnas PB PBSI Christian Hadinata tidak hanya melihat hasil saat ini, tapi juga memikirkan regenerasi pemain di pelatnas.

Jika terus berharap pada pemain senior, regenerasi bisa semakin terhambat. ''Piala Sudirman sekarang jadi ajang pembuktian pemain-pemain muda. Saya harap ini sekaligus sebagai persiapan untuk even beregu internasional berikutnya, seperti SEA Games Laos dan kualifikasi Piala Thomas-Uber tahun depan," kata Christian yang juga menjabat sebagai kepala pelatih Tim Sudirman.

Selain itu, Christian juga melihat keuntungan menurunkan pemain muda. ''Mereka akan main nothing to lose menghadapi lawan-lawan yang pastinya punya ranking lebih tinggi," kata pria asal Purwokerto, Jawa Tengah itu.

Salah satu hasil manis yang ditunjukkan para pebulutangkis muda adalah ketika bertarung di SEA Games XII/2003 Vietnam. Kala itu Indonesia mengalahkan Malaysia di final nomor beregu. Padahal, pemain Malaysia punya ranking lebih baik dibanding tim Merah Putih.

Salah satu cara untuk meningkatkan kerja sama tim, PB PBSI bakal membawa para pemain Sudirman ke acara outbond pada 25-26 April nanti. Jadwal itu sekaligus menghapus agenda simulasi yang biasanya digelar sebelum tim nasional mengikuti kejuaraan beregu.

Rencana itu menunggu kepulangan ganda pria Kido/Hendra kembali dari Kejuaraan Asia di Suwon yang dimulai kemarin. Ajang tersebut menjadi ujian bagi pasangan tersebut setelah istirahat dari dua turnamen super series. Sebagaimana diberitakan, Kido mengalami cedera lutut kiri dan butuh perawatan khusus sehingga absent di dua turnamen itu.

sony dwi kuncoro fokus nikah

Sony Dwi Kuncoro Fokus Nikah, Kurangi Motor
Semakin dekat menuju pelaminan pada 7 Juli nanti, Sony Dwi Kuncoro terus bersiap. Latihan memang jalan terus. Apalagi, bulan depan Sony bakal tampil di ajang Piala Sudirman di Guangzhou, Tiongkok. Di tengah kesibukan latihan, pebulu tangkis pria nomor satu Indonesia itu mulai serius mempersiapkan diri menuju pernikahan.

Salah satu bentuk keseriusan Sony adalah mengurangi salah satu motor koleksinya. Tujuannya jelas: penghematan! ''Saya mulai harus memikirkan kebutuhan untuk berdua, bukan lagi saya sendiri,'' terang Sony di rumahnya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.

Sony memang dikenal hobi mengoleksi sepeda motor. Pria asal Surabaya itu memiliki sejumlah koleksi motor. Di Jakarta, dia memiliki empat sepeda motor. Mulai jenis matic sampai sport. Yang menarik, motor-motor Sony memiliki tanda spesial. Yakni, ada angka tujuh dan warna hijau. Angka tujuh merujuk pada bulan kelahiran Sony. Sedangkan hijau menjadi simbol bahwa Sony adalah Arek Suroboyo.

Memang, tak ada anggaran khusus untuk merawat motor-motor tersebut. Kalau ada rezeki dari hadiah juara di sebuah turnamen, Sony menyisihkan sebagian kecil untuk biaya mempercantik motornya. Alhasil, semua motor koleksi Sony begitu apik terawat. Semuanya tak lagi orisinal karena sudah dimodifikasi.

Selain berhemat, keputusan Sony mengurangi koleksi motornya tak lepas dari protes sang kekasih, Gading. Sang kekasih keberatan dengan begitu mudahnya Sony menghambur-hamburkan uang demi motor. ''Kadang-kadang dia rewel juga sih. Makanya, saya mulai ngerem juga,'' kata Sony.

Finalis Kejuaraan Dunia 2007 itu menjamin motornya dalam kondisi oke. ''Saya selalu menyempatkan untuk merawat. Kilometernya juga tidak jauh. Saya kan tidak punya banyak waktu untuk keliling Jakarta,'' katanya. Ayo, siapa mau?

Kamis, 02 April 2009

pilih program kuliah khusus




















Ketatnya jadwal latihan di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Bulu Tangkis Cipayung memang menguras energi. Tapi, bagi Adriyanti Firdasari, kondisi itu tak lantas membuatnya kehilangan kesempatan menuai pendidikan formal. Cewek 22 tahun tersebut merupakan mahasiswa semester empat program Diploma Tiga Jurusan Akuntansi Perpajakan, Universitas Trisakti, Jakarta.

Firda makin bersemangat kuliah karena kini dia tak sendirian. Ada sesama penghuni Pelatnas Cipayung yang kebetulan sekampus. Dia adalah Meiliana Jauhari. Pemain yang akrab disapa Shendy itu memang anggota baru di Cipayung. Sebelumnya, dia menjadi pemain klub Djarum Kudus.

''Dulu, kalau macet, sengsara sekali karena tidak ada hiburan. Paling hanya mendengarkan musik. Tapi, lama-lama bosan juga. Setelah Shendy juga kuliah bareng, lumayan ada teman ngobrol,'' kata tunggal kedua tim Uber Indonesia 2008 tersebut.

Firda dan Shendy sengaja mengambil jadwal kuliah yang sama, yakni Rabu dan Sabtu. Meski di kampus harus menemui dosen yang berbeda, mereka tetap berangkat dan pulang bersama.

Untuk menyelaraskan program latihan dan kuliah, Firda sengaja mengambil jadwal khusus. Yakni, kuliah sore. Hal itu sudah mendapat restu dari PB PBSI dan pihak universitas. ''Kami memang mengambil program khusus. Kampus mendukung. Latihan juga tak terganggu,'' katanya.

Firda mengakui bahwa program tersebut cukup menyulitkan. Apalagi, materi kuliah yang berkaitan dengan angka dan menghitung. Sebab, dia harus belajar secara otodidak. Selain itu, Firda tak memiliki banyak teman di kampus. ''Paling dekat hanya dosen pembimbing. Dia yang banyak membantu,'' ujarnya.

kido/hendra akrab tapi tetap jaga privasi

















Dipertemukan dalam laga bulu tangkis, hubungan Markis Kido dan Hendra Setiawan, patut menjadi contoh bagi mereka yang ingin hubungan kerja samanya langgeng. Tetap kompak bekerja sama dan saling mengetahui dan menjaga ruang yang tidak boleh dimasuki satu sama lain.

Akrab tidak harus berarti milikku-milikmu. Ruang privasi itulah yang sangat dihargai oleh ganda putra timnas Indonesia Markis Kido dan Hendra Setiawan.

Sejak usia 13 tahun menjadi duet pasangan ganda timnas bulutangkis, Markis Kido dan Hendra Setiawan tentu membutuhkan kiat khusus meramu hubungan di dalam dan di luar lapangan.

Di dalam lapangan Kido-Hendra terlihat sangat kompak, padu dan penuh koordinasi. Tanpa diperintah, Kido berada di depan net jika Hendra di belakang, demikian juga sebaliknya. Kekompakan itulah yang membuat keduanya mampu menorehkan rentetan prestasi hingga dinobatkan sebagai ganda putra peringkat pertama dunia BWF.

Mereka adalah pasangan andalan Indonesia setelah pensiunnya pasangan Chandra Wijaya/Sigit Budiarto, dan meredupnya pasangan Luluk Hadianto/Alvent Yulianto Chandra.

Ternyata kedekatan pasangan peraih medali emas pertama di Olimpiade Beijing 2008 lalu itu tidak berlaku jika keduanya sudah meletakkan raket.

Di luar lapangan hubungan mereka layaknya orang lain, tanpa curhat dan tidak pernah menyinggung tentang kehidupan pribadinya. Tidak ada rahasia di antara ganda putra juara di Malaysia Super Series itu karena mereka memang tidak pernah menceritakan urusan pribadi. Ternyata itulah yang justru membuat pasangan yang berasal klub bulutangkis Jaya Raya Jakarta itu pintar membawa diri.

”Yang penting kami memahami style dari masing-masing. Komunikasi kami hanya mengenai bulutangkis, selain itu kami menjaga jarak,” kata Kido.

Pria kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1984 itu menjelaskan, tujuan menjaga jarak dengan Hendra, agar bisa saling berpikiran positif dan profesional.

Menurut pria lajang ini, hal terpenting adalah menjaga privasi karena dengan demikian akan terjadi penyesuaian sekaligus pengertian dari kedua belah pihak. ”Kami telah menentukan apa yang telah menjadi wilayah pribadi masing-masing, dan kami sudah paham itu,” jelas kakak kandung dari Bona Septano dan Pia Zebadiah Bernadet yang juga penghuni pelatnas bulutangkis Cipayung itu.

Demikian juga dengan Hendra, pebulutangkis kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, 24 Agustus 1984 itu, mengatakan hubungannya hanya sebatas partner. Yang terpenting adalah saling bertanggung jawab dan empati.

”Yang namanya terlalu, itu tidak baik. Apabila terlalu dekat, jika ada masalah antara kami nantinya, akan sulit diselesaikan,” kata Hendra.

Baik Kido maupun Hendra, tidak menyebut hubungan mereka sebagai sahabat, tidak pula menganggap hubungan mereka saudara, pasangan yang di partai final Olimpiade menaklukkan pasangan RRC Cai Yun/Fu Haifeng melalui pertarungan sengit 3 set itu, lebih senang jika hubungan mereka disebut partner.

Bagi mereka, partner tidak harus akrab dan tidak perlu harus saling berhubungan setiap saat. Ada masanya kapan harus bertemu dan saling berkomunikasi. Partner adalah suatu hal yang sangat penting dan krusial sehingga dalam pemilihannya harus secara cermat dan hati-hati.

”Seorang partner yang ideal haruslah memiliki konsep dan cara pandang yang sama, kami hanya sama dalam bulutangkis, sejauhnya kebanyakan tidak,” jelas Hendra.

Dalam berhubungan tentu ada perasaan kecewa dan marah, demikian halnya dengan pasangan yang tahun lalu masih menduduki peringkat ketiga dunia BWF itu. Saat latihan pun mereka juga sering terlibat perdebatan.

”Setiap insan memiliki cara pandang yang berbeda. Apalagi usia kami hanya beda beberapa hari. Tapi, bagaimana cara kita memandang perdebatan itu secara positif,” tambah pria dikenal pendiam itu.

”Kecewa itu pasti, saya pernah kecewa pada Hendra ketika bermain tidak maksimal di All England, tetapi kekecewaan itu hanya berada di lapangan. Setelah itu ya sudah mau bagaimana lagi,” kata Kido.

Selain itu, konsep berpikir Kido-Hendra dalam menjaga hubungan mereka adalah dengan memiliki misi dan tujuan yang sejalan. Karena menurut mereka dengan demikian, kondisi saling mengisi dan mendukung dalam kedinamisan, meskipun tetap tidak lepas dari risiko. Menurut mereka, jika tidak ada misi, maka yang timbul adalah kendala, konflik dan kegagalan yang tidak dapat terhindarkan.

Itulah yang menyebabkan keduanya tidak mau berpindah pasangan. Selain merasa cocok di lapangan, juga cocok di luar lapangan.

Nama: Markis Kido

TTL: Jakarta, 11 Agustus 1984

Tinggi: 165 cm

Berat: 62 kg

Pegangan tangan: kanan

Nama: Hendra Setiawan

TTL: Pemalang, 25 Agustus 1984

Tinggi: 181 cm

Berat: 72 kg

Pegangan tangan: kanan

Pelatnas bulutangkis cipayung














Pelatnas PBSI Cipayung, tempat latihan atlet-atlet bulutangkis nasional yang selalu mengharumkan nama bangsa di kancah dunia internasional, kini semakin representative.

Apalagi, seluruh Pengurus Besar (PB) PBSI yang sebelumnya berkantor di Wisma Karsa Pemuda Senayan, pindah menempati bangunan yang didirikan mantan Ketua Umum PB PBSI Try Sutrisno dan diresmikan Presiden Soeharto tahun 1992.

Di atas lahan 4 hektar, Pelatnas Cipayung memang agak sulit dijangkau. Melewati gang-gang sempit dan pintu gerbang yang dijaga ketat oleh tenaga keamanan.

Sebuah bangunan yang cukup panjang berlantai 2, merupakan gedung utama, masing-masing berfungsi sebagai tempat latihan, kantor dan asrama atlet.

Secara fisik, tidak ada yang menonjol dari tampilan gedung tersebut. Bahkan dilihat dari luar, tak ubahnya seperti gedung sekolah yang sederhana.

Namun, halaman yang cukup luas dengan penataan taman yang asri, membuat pemandangannya cukup menyenangkan, ditambah lagi pohon-pohon rindang di sisi pagar, tempat burung-burung bercengkerama.

Tidak sembarangan orang bisa masuk ke areal ini. Harus melapor dulu ke pos. Harus jelas, mau ketemu siapa, sudah janjian apa belum? Maklum, di dalam lingkungan pelatnas, terkadang banyak barang-barang atlet yang tergeletak saat mereka sibuk latihan.

Jadi, perlu pengawasan dan tingkat pengamanan yang tinggi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

28 KAMAR
Menurut Abu Kasim Sangadji, Kassubid Pemeliharaan dan Inventarisasi PB-PBSI, terdapat 21 lapangan yang setiap hari digunakan latihan para atlet bulutangkis. Lapangan tersebut katanya, selalu dijaga petugas kebersihan agar tetap bersih.

Orang tidak bisa sembarangan berlalu-lalang di areal lapangan, sekalipun sedang tidak digunakan.

Dengan jumlah lapangan tersebut, Pelatnas Cipayung hingga kini mampu menjadwal latihan para atlet dengan baik dan maksimal.

Sedangkan jumlah kamar di asrama katanya, sebanyak 28, masing-masing 14 untuk putra dan 14 untuk putri.

Selain itu, terdapat sebuah asrama lagi, yaitu asrama Wiramustika yang digunakan untuk atlet-atlet daerah yang sedang mengikuti seleknas.

“Asrama putra dan putri memang dipisahkan. Tapi, mereka bisa bertemu di aula besar yang biasanya digunakan untuk makan dan bersantai,” kata Sangadji kepada Pos Kota.

Fasilitas lain, terdapat ruang fitness, terapi dan pijat, klinik, biliar, dan alat-alat band.

Di luar gedung, juga disediakan sebuah lapangan sepakbola dengan ukuran standar. “Terkadang para atlet dan penghuni pelatnas lainnya suka main bola.

Lewat sepakbola bisa merekat keakraban dan kebersamaan antara sesama penghuni pelatnas, mulai dari atlet, staf, pelatih dan pekerja,” imbuh Sangadji lagi.

BISA MAKSIMAL
Untuk menunjang kebugaran fisik para atlet, disamping disediakan ruang fitness, juga terdapat ruang latihan lari yang diisi dengan pasir. “Atlet seperti sedang berlari di atas pasir pantai. Ini untuk menunjang kekuatan dan ketahanan kaki mereka,” terangnya.

Bahkan ada kabar KONI Pusat akan memberikan bantuan untuk membangun sebuah kolam renang di areal pelatnas. Namun, rencana pembangunan kolam renang tersebut dibantah oleh Sangadji.

“Untuk apa dibangun kolam renang. Lagi pula kami belum mendengar tentang rencana itu,” bantahnya.

BISA NGEBAND
Pebulutangkis Maria Kristin mengatakan fasilitas di Pelatnas Cipayung sudah memadai. Cidera yang dialaminya bukan karena faktor fasilitas, melainkan murni gangguan pada lututnya.

“Lantai hall-nya cukup baik, tidak licin, hingga bisa menjaga keseimbangan tubuh. Hanya saja kalau bisa, suhu di hall mestinya dibuat dingin. Bisa nggak ya, kalau di hall juga diberi alat pendingan seperti AC?” kata pemain asal Klub Djarum itu.

Menurut Maria, jika temperatur tempat latihan dibiasakan dingin, itu akan sangat membantu atlet untuk menyesuaikan suhu di tempat turnamen-turnamen luar negeri.

“Karena di setiap turnamen, lapangannya selalu ber-AC. Sedangkan kita terbiasa latihan di tempat non AC. Sedikit banyak ada pengaruhnya, khususnya bagi saya,” ujar Maria.

Fasilitas lain yang mendapat perhatiannya adalah, tempat latihan jalan berpasir. “Jarak dan kedalamannya sudah pas. Tapi, selama ini terlihat agak kotor. Jadi, perlu dibersihkan sehingga kita semakin enjoi berlari di tempat itu,” tambah Maria.

Puas juga disuarakan Markis Kido, peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008. “Saya senang ada peralatan band di sini. Habis latihan, kita nyantai sambil main musik dan nyanyi-nyanyi.

Fasilitas ini cukup membuat kita dengan cepat menghilangkan rasa lelah,” aku Kido yang suka memainkan drum dan menyanyi itu.

Dia juga mendukung jika ada rencana untuk membangun fasilitas kolam renang di lingkungan pelatnas Cipayung.

“Wah, itu bangus banget. Sebab kolam renang banyak manfaatnya, terutama jika ada yang mengalami cedera. Bisa dibuat latihan terapi. Selama ini jika ada yang mengalami cedera, terpaksa nyari kolam renang di tempat lain. Jaraknya cukup jauh dari sini,” katanya.

kans di nomor ganda

PB PBSI terus mematangkan rancangan tim Indonesia yang diterjunkan di Piala Sudirman pada 10-17 Mei mendatang di Guangzhou, Tiongkok. Untuk menambah kekuatan tim Merah Putih, otoritas olahraga tepok bulu tanah air itu memastikan memanggil beberapa pemain non-pelatnas.

Rencananya, siang ini pengurus teras PB PBSI menentukan tim Merah Putih. Jika tidak ada kendala serius, nanti tim itulah yang diterjunkan ke Guangzhou. Waktu bagi Indonesia untuk menyusun tim memang tidak banyak lagi. Meski baru diselenggarakan bulan depan, beberapa tim lain sudah mengumumkan skuad.

''Dari masukan pelatih, kami mendapati bahwa tiga sektor saja yang membutuhkan pemain eks pelatnas. Yakni, nomor ganda pria, ganda wanita, dan ganda campuran,'' terang I Gusti Made Oka, wakil ketua II PB PBSI, kemarin (1/4).

Dengan demikian, otomatis pada nomor tunggal, baik pria maupun wanita, hanya akan mengandalkan pemain pelatnas. Artinya, Taufik Hidayat, juara Olimpiade Athena 2004, yang sampai saat ini masih menjadi tunggal pria terpopuler di tanah air, tidak akan masuk tim Merah Putih.

Oka belum bersedia merinci pemain eks pelatnas yang dimaksud. Sebab, dia masih menanti kabar gembira dari pengurus PB PBSI lain yang bertugas mendekati pemain yang diincar.

''Kemarin kami harus menunggu mereka pulang dari India. Mudah-mudahan bisa cepat selesai,'' harap Oka.

Di sektor tunggal pria, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso diprediksi menjadi kekuatan inti tim nasional. Adapun di tunggal wanita, Maria Kristin Yulianti dan Adriyanti Firdasari bakal menjadi tumpuan.

Meski belum ada keputusan, pelatih tiap-tiap sektor telah memberikan gambaran kebutuhan pada nomor yang dipolesnya. Di sektor ganda campuran, Richard Mainaky tak menampik masih membutuhkan kesenioran Flandy Limpele dan Vita Marissa.

''Lawan akan segan kalau kita menurunkan pasangan terbaik yang dimiliki, Nova Widianto/Liliyana Natsir dan Flandy/Vita. Tak hanya di nomor itu, saya yakin bahwa kepercayaan diri sektor lain juga meningkat jika ada pemain yang kuat,'' terang Richard.

Di ganda campuran, saat ini pelatnas hanya memiliki dua pasangan yang cukup matang, Nova/Liliyana dan Devin Lahardi/Lita Nurlita. Selebihnya masih berada di lapisan lebih bawah. Nah, kebutuhan di sektor ganda campuran mencapai tiga pasang.

''Jika pengurus bisa mengusahakan tambahan di nomor ganda campuran itu, saya rasa tak masalah. Tinggal bisa cepat atau tidak. Kalau lambat, juga akan berpengaruh pada persiapan tim,'' terang dia. Selain itu, pihaknya akan terus mencari pelapis di pemain pria untuk memperkuat tim. ''Bisa (Muhammad) Rijal atau Fran Kurniawan,'' tegas dia.

Kondisi serupa dialami ganda wanita. Aryono Miranat, pelatih ganda wanita pelatnas PB PBSI, tak menampik anggapan sektornya kurang tangguh untuk menghadapi Piala Sudirman. Pelatnas hanya memiliki dua pasangan senior di pelatnas, yakni Shendy Puspa Irawati/ Meiliana Jauhari dan Greysia Polii/ Nitya Khrishinda. Kendalanya, Shendy/ Meiliana belum mengantongi banyak pengalaman di turnamen super series, sedangkan Greysia/ Nitya baru saja dipasangkan. Untung, cedera Greysia tak lagi kerap kambuh.

''Tidak mungkin saya melibatkan Butet (sapaan karib Liliyana Natsir, Red) untuk memperkuat ganda wanita. Dengan kondisi seperti itu, dia akan berkonsentrasi di nomor ganda campuran,'' terang Aryono.

persiapan terakhir untuk kido















Menjelang Kejuaraan Asia
Tes Terakhir buat Kido

Kejuaraan Asia, yang akan dimainkan di Suwon, Korea, 7-12 April, adalah ajang tes buat Markis Kido/Hendra Setiawan. Pasangan Indonesia berperingkat satu dunia ini bakal dilihat kesiapannya sebelum turnamen beregu campuran Piala Sudirman 10-17 Mei di Guangzhou, Cina.






Sejak awal Maret, Kido sedang berusaha memulihkan cedera. Lantaran rasa sakit di lutut kiri Kido, pasangan emas Olimpiade Beijing 2008 ini batal berangkat ke turnamen Super Series All England dan Swiss.

Sebagai tulang punggung Indonesia di Piala Sudirman, pulihnya Kido sangat diharapkan. Kejuaraan Asia ini adalah event terakhir sebelum tim berangkat ke Guangzhou pada 6 Mei.

"Mereka harus dicoba di turnamen resmi. Saya perlu melihat apakah mereka sudah siap di pertandingan yang sesungguhnya. Sulit kalau hanya dipantau dalam latihan saja. Kemampuan mereka tak akan keluar seperti saat bertanding," ujar Sigit Pamungkas, pelatih ganda putra.

"Kadang masih terasa sakit. Jadi kalau latihan saya sengaja menahan supaya kaki yang sakit tak dipakai maksimal. Tapi kalau dipakai bertanding mau tak mau harus dipaksa mengambil bola-bola yang sulit," ucap Kido.

Tak cuma melihat perkembangan kesembuhan Kido, kejuaraan ini juga dipakai sebagai ajang menguji strategi baru. Taktik ini dipakai untuk mengantisipasi supaya cederanya tak lagi kambuh.

Perlu Adaptasi

Selama ini, Kido biasa menempati pos di belakang dan sering melancarkan smes loncat. Dalam latihan belakangan ini Hendra yang ditugaskan menyerang dari garis belakang.

"Memang perlu adaptasi. Kadang-kadang kami masih kembali ke pola lama. Kido otomatis ke belakang dan saya ada di depan," kata Hendra.

Kalaupun Kido tak bisa fit 100% untuk Piala Sudirman, ajang di Kejuaraan Asia ini dipakai untuk Hendra merasakan suasana pertandingan. Pasalnya sejak Maret lalu Kido/Hendra hanya berlatih tanpa bertanding dalam turnamen resmi.

"Suasana pertandingan itu yang pasti mereka butuhkan. Jika Kido ternyata belum bisa tampil maksimal, terpaksa harus menyiapkan strategi cadangan atau pasangan alternatif untuk diterjunkan ke Piala Sudirman," kata Sigit.

Di pelatnas saat ini masih ada pasangan Bona Septano/M. Ahsan dan Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama, sedangkan di luar pelatnas ada Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan. Pasangan yang disebut terakhir, terutama Alvent, bisa dibilang lebih kenyang pengalaman dibanding pemain lain.

Persiapan piala sudirman












Persiapan Piala Sudirman
Materi Terbatas

Waktu untuk persiapan menuju Piala Sudirman kurang dari 30 hari. Namun, anggota tim belum juga diumumkan secara resmi oleh PBSI.

Menurut Kabid Pembinaan dan Prestasi, Lius Pongoh, nama-nama pemain yang masuk skuad akan diketahui setelah entry pemain pada 10 April. Hanya saja saat ini gambaran untuk anggota tim sudah ada. Turnamen beregu campuran Piala Sudirman dihelat di Guangzhou, Cina, 10-17 Mei.

"Stok pemain yang ada terbatas. Mau yang ada di dalam atau luar pelatnas, harus kita akui pemain Indonesia adalah orang yang itu-itu juga," kata Lius.

Lius menyebut fokus utama akan didahulukan pemain pelatnas. Meskipun demikian, tak tertutup kemungkinan pemain nonpelatnas diminta ikut bergabung.

"Kalau kemungkinan menang 70:30 bisa saja pemain nonpelatnas dipanggil. Tapi, kalau hanya 50:50, lebih baik memaksimalkan pemain yang ada di pelatnas saja," ucap Lius.

Taufik Hidayat dan Flandy Limpele/Vita Marissa, yang berstatus pemain nonpelatnas, baru meraih gelar di India Gold GP pekan lalu. Wajar jika pertanyaan soal pemanggilan lagi ke Piala Sudirman mengapung sejak sekarang.

Sejak beberapa waktu lalu pelatih sudah mengusulkan pemain mana yang dibutuhkan, pelatnas maupun nonpelatnas. Namun, belum ada ketuk palu soal nama yang sudah pasti.

Aspek Psikologis

"Yang harus dipikirkan juga adalah aspek psikologis. Jangan sampai pemain pelatnas merasa kecewa karena tak dipercaya untuk masuk tim ketika PBSI memanggil pemain luar pelatnas," ucap Lius.

"Saya siap jika diminta bergabung. Sebelum keluar pelatnas saya sudah berkomitmen pada pelatih dan klub kalau ada panggilan tak akan menolak," kata Alvent Yulianto, pemain ganda eks pelatnas.

Nama Alvent ikut disebut karena Markis Kido masih berusaha pulih dari cedera. Alvent bisa jadi alternatif pemain di ganda putra atau kalau terpaksa turun di ganda campuran.

Hal berbeda diungkapkan Candra Wijaya, yang dua tahun lalu masih dipanggil meski berstatus nonpelatnas. "Jangan saya lagi. Pemain pelatnas yang lebih muda harus diberi kepercayaan," sebut Candra.

Dari lima nomor, bisa dibilang hanya ganda campuran yang paling siap tempur. Di nomor lain Sony Dwi Kuncoro, Maria Kristin, dan Markis Kido, yang jadi tulang punggung tim, harus berlomba dengan waktu karena gangguan cedera.

"Materi kita memang terbatas. Sekarang tinggal lihat komitmen dan keinginan pemain, apakah mereka sanggup latihan keras dan main habis-habisan untuk tim Piala Sudirman," sebut Lius. (Erwin Fitriansyah)




Program Latihan
Refreshing Cara Outbond

Berbagai cara dipakai guna membuat solid penghuni Pelatnas Cipayung dalam masa persiapan ke Piala Sudirman. Salah satu yang dilakukan adalah mendatangkan jasa penyedia kegiatan outbond.

Rabu (1/4) siang, hampir seluruh pemain dan pelatih serta beberapa pengurus berkumpul di ruang makan Pelatnas Cipayung. "Rencananya memang setiap Rabu kami akan mengadakan acara di luar latihan seperti ini. Entah sekadar pengarahan atau acara macam ini. Kami berharap usaha ini bisa mendukung jangka panjang road to Olimpiade. Sasaran jangka pendeknya bisa Piala Sudirman atau SEA Games," kata Arief Rachman, Wakil Sekjen PBSI.

Di bawah panduan instruktur outbond Spider, mereka melakukan beberapa permainan untuk ice breaking dan kecepatan otak kiri-kanan.

"Ini baru sebagian kecil saja dari acara yang kami miliki. Bisa juga dilakukan di luar ruangan atau di tempat kami biasa beraktivitas di kawasan Bandung," ujar salah seorang instruktur dari Spider.

"Lumayan untuk refreshing setelah latihan supaya tak jenuh hanya berlatih terus," tutur Markis Kido, pemain ganda putra.

Selasa, 24 Maret 2009

pia gen di ganda



Pia Tinggalkan Tunggal Gen di Ganda

Sepulangnya dari turnamen Super Series All England dan Swiss, Pia Zebadiah membuat keputusan penting dalam kariernya. Tunggal ketiga di tim Piala Uber 2008 ini memutuskan untuk mengakhiri karier di nomor tunggal dan memilih pindah ke ganda campuran.
Pia Zebadiah, ganda lebih berprospek. (Foto: Erly Bahtiar/BOLA)"Tahun lalu sebetulnya saya sudah mulai berpikir untuk mengambil keputusan ini, tapi beberapa orang, salah satunya uda, menyarankan saya untuk menunggu dulu," ucap Pia (20). Uda yang dimaksud Pia adalah Markis Kido, kakak tertuanya yang ada di Pelatnas Cipayung. Bisa dibilang gen Pia adalah gen pemain ganda. Selain Kido, kakak Pia yang lain, Bona Septano, juga bermain di ganda putra. Sebelum menekuni nomor tunggal, Pia memang bermain di nomor ganda. "Pia juga punya potensi di nomor mix, apalagi jika dipasangkan dengan pemain yang bagus," tutur Richard Mainaky. Kini Pia dipasangkan dengan Fran Kurniawan. Pasangan Fran selama ini, Shendy Puspa, dikonsentrasikan main di ganda putri bersama Meiliana Jauhari. "Sudah sejak awal masuk pelatnas di sekitar 2006 saya diajak main di ganda campuran oleh Kak Richard. Setelah hasil yang tak memuaskan di turnamen terakhir saya sudah bulat memutuskan untuk pindah saat ditawari lagi," sebut Pia. "Memang lebih baik pindah jika merasa sulit untuk berkembang lagi. Belum terlambat karena usia Pia juga masih muda," ujar Kabid Binpres PBSI, Lius Pongoh. Contoh pemain yang justru lebih sukses ketika memutuskan bermain di nomor ganda adalah Kido dan Lilyana Natsir. Kido kini berpasangan dengan Hendra Setiawan, sedangkan Lilyana bermain dengan Nova Widianto

pemain dan dunia maya



Pemain dan Dunia Maya Pertemanan hingga Bisnis

Perangkat gadget dan aktivitas di dunia maya saat ini juga menjalar ke sebagian besar anggota pelatnas PBSI. Umumnya penghuni pelatnas Cipayung berurusan dengan gadget macam laptop atau ponsel cerdas macam Blackberry (BB) karena kebutuhan untuk berkomunikasi dengan keluarga atau orang-orang dekat. Jika sedang berada di luar negeri saat mengikuti turnamen, mereka menyiasati mahalnya biaya dengan cara berkirim e-mail, chatting lewat laptop atau BB, yang sudah dilengkapi fasilitas Yahoo Messenger (YM), dan chatting lewat situs Facebook. "Bisa tekor kalau mau lewat telepon biasa atau terus-terusan berkirim SMS. Saya pakai YM atau BB saat chat untuk menghemat. Biasanya untuk berkomunikasi dengan istri. E-mail hanya dibuka sesekali untuk keperluan bisnis," kata Nova Widianto, pemain ganda campuran. Saat ini yang paling ngetren di kalangan pemain adalah penggunaan BB yang dibarengi dengan booming situs jejaring sosial Facebook (FB). "Saya juga pakai BB untuk memudahkan komunikasi meski belum terlalu lancar memakainya. Ini juga pacar saya yang mengajari," tutur pemain tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro, beberapa waktu lalu. FB belakangan ini dipakai oleh sejumlah pemain untuk berbagai keperluan. Termasuk interaksi dengan penggemar. "Awalnya saya tertarik karena memudahkan komunikasi jika sedang berada di luar negeri. Di situs FB saya juga bisa berkomunikasi dengan teman-teman dan penggemar. Sama seperti orang lain, saya bisa bertemu dengan teman lama di FB," kata Pia Zebadiah, yang mengaku mulai memiliki akun di FB sejak setahun belakangan. Pemain ganda putri Greysia Polii termasuk yang rajin meng-update halaman FB miliknya. "Tiap hari saya membuka FB dan memperbarui status. Yang pasti, kegunaan situs ini adalah untuk saling tetap kontak dengan kerabat,” tutur Grace, sapaan akrabnya.

Risiko Ngetop Hanya

Status sebagai figur publik terkadang cukup merepotkan. "Kalau mau di-approve semua bisa-bisa telepon jarang berhenti berbunyi. Kalau orang-orang yang tak saya kenal lebih sering saya diamkan," kata Nova. "Permintaan untuk menjadi teman di situs FB amat banyak. Belum semua saya aprrove," kata Markis Kido, pemain nomor ganda putra. "Orang yang tidak saya kenal justru lebih sedikit dibanding yang saya kenal dalam daftar teman yang ada sekarang," tambah Devin Lahardi, pemain ganda campuran. Itu belum termasuk komentar yang mengganggu. “Kalau saya menanggapi hal itu dengan tenang, malah sering saya menambahkan komentar lagi. Saya tak terlalu ambil pusing," ucap Pia. Lain lagi dengan cara Grace. “Saya sudah menemukan solusi untuk hal itu. Membuat akun saya dalam bentuk privat,” tutur Grace, yang pernah memiliki akun serupa di situs seperti Friendster dan Hi5.

Soal Biaya Tak Murah Lagi

Pemakaian gadget berupa laptop dan Blackberry dengan segala fiturnya oleh para pemain biasanya bertujuan untuk menghemat dana ketika harus berkomunikasi saat berada di luar negeri. Namun, sekarang mereka juga harus pandai menyiasati karena belakangan tarif yang ditawarkan tak murah lagi. "Biasanya cuma Yahoo Messenger yang terus menyala. E-mail hanya dibuka sesekali untuk urusan bisnis. Kalau kebanyakan membuka e-mail, hitungannya kilobyte, bayar juga bisa mahal," kata Nova Widianto. "Awal tahun lalu buka YM dan chat pakai Blackberry dari luar negeri masih bisa gratis. Tapi, sekarang sudah tidak lagi. Teman saya harus bayar rekening sampai Rp. 9 juta karena belum tahu," cerita Alvent Yulianto, eks skuad pelatnas Cipayung. Lantaran cerita ini Rian Sukmawan juga tak berani sembarangan mengaktifkan Blackberry-nya ketika berada di Eropa selama turnamen Super Series All England-Swiss. "Daripada tekor lebih baik dimatikan. Chat via YM atau aktivitas browsing internet baru dilakukan jika ada hotspot gratis. Sekarang saja masih belum tahu tagihan selama ke Eropa," kata Rian, pemain ganda putra.

Ponsel Sudah Cukup

Tak semua atlet penghuni pelatnas PBSI di Cipayung tertarik untuk memakai gadget macam laptop dan Blackberry. Selain itu, aktifitas macam chatting dan menjelajahi bermacam situs juga tak terlalu digemari oleh sejumlah atlet. "Saya punya laptop. Langganan internet. Tapi, tak ikut main Facebook atau chatting. Tak pernah tertarik," kata Fran Kurniawan, pasangan Pia Zebadiah di nomor ganda campuran. "Internet saya pakai buat browsing kalau sedang ada turnamen saja. Itu juga tak terlalu sering," lanjut Fran, yang juga mengaku tak memiliki perangkat Blackberry. Hal yang sama juga dilakukan tunggal putra Simon Santoso. "Saya lebih sering browsing untuk membaca berita terkini daripada chatting atau main FB. Belum berniat juga untuk membuat akun di FB," ujar Simon. Alasan yang membuat atlet tak menjamah dunia maya adalah rasa malas dan enggan direpotkan oleh perangkat gadget. "Telepon seluler saja sudah cukup. Saya malas repot. Kalau ke luar negeri, cukup komunikasi lewat SMS," sebut Hendra Setiawan, pasangan ganda Markis Kido. "Saya juga masih memakai ponsel biasa dan tak pakai Blackberry. Kalau mau kontak lewat SMS saja. Pertanyaannya yang panjang. Nanti saya juga akan jawab dengan panjang," ucap Tommy Sugiarto, pemain tunggal putra. Cerita Fernando Kurniawan lain lagi. Edo, sapaan Fernando, termasuk pemain yang melek gadget. Hanya Edo belum memiliki perangkat Blackberry. "Tipe yang saya incar harganya masih mahal. Untuk sementara pakai laptop dulu," aku Edo. Yang unik, ada pemain yang tak akrab dengan internet justru memiliki akun di situs Facebook. Hal ini dialami oleh Lilyana Natsir. "Bukan saya yang membuat. Tak tahu siapa yang membuatkan. Saya belum berniat membuat sendiri karena malas," ungkap Butet, sapaan akrab Lilyana. "Sekarang saya lebih suka berkumpul dan bertemu dengan teman-teman di dunia nyata," lanjut Butet. Hal yang sama juga dialami pengurus dan pelatih. "Sudah beberapa orang bilang ke saya untuk membuat akun di Facebook, sementara e-mail saja sudah cukup untuk urusan pekerjaan," kata Lius Pongoh, Kabid Binpres PBSI. "Jika sedang berada di luar negeri saya sadar e-mail adalah hal yang penting. Tapi, ketika sudah pulang, tetap saja saya tak juga membuat akun untuk e-mail," kata Marlev Mainaky, pelatih tunggal putri.

pia mantap di ganda


Pia Mantap Jadi Pemain Ganda
Pia Zebadiah Bernadet pindah ke lain hati. Adik kandung pebulutangkis Markis Kido ini tak lagi fokus ke nomor tunggal. Dia akan menekuni kariernya sebagai pemain ganda. Teman dekat Tommy Su­giarto ini sebelumnya ada­lah andalan Indonesia di sekt­or tunggal putri di luar Ma­ria Kristin, Fransisca Rat­na­sari, dan Adriyanti Firdasari. Ke­pas­tian hengkangnya Pia dari tunggal ke ganda diakui oleh Mar­leve Mainaky, yang selama ini menjadi pelatih tunggal putri. Pia akan berkonsentrasi di nomor ganda campuran meski ada kemungkinan bermain rangkap di ganda putri. ”Pia sudah pasti pindah ke ganda,” kata Marleve di Ja­kar­ta, kemarin. Menurut Marleve, pilihan Pia akan berdampak bagi ka­rier jangka panjangnya di dunia bulutangkis. Pemain ini sem­pat menyatakan mundur dari Pelatnas Cipayung karena masalah kontrak. ”Kami sudah berunding. Untuk prospek yang lebih tinggi, lebih baik dia bermain di ganda putri dan ganda campuran. Untuk tunggal putri, se­cara keseluruhan sudah berat,” kata Marleve, yang mantan pemain tunggal putra pelatnas.
Tinggal MariaHilangnya Pia dari sektor tunggal putri menyisakan hanya Maria Kristin dan Adriyanti Firdasari yang berpengalaman dalam kejuaraan beregu, seperti Piala Uber dan Su­dirman. Karena itu, menurut Marleve, kemungkinan dua pemain tersebut yang akan masuk tim Indonesia pada Piala Sudirman, Mei mendatang. ”Untuk Sudirman, hanya di­perlukan satu orang. Ya, paling Maria, cadangannya Firda,” paparnya.Pelatih ganda putri Aryono Miranat menegaskan, Pia akan dimatangkan dulu di ganda campuran. Jika di ganda campuran sudah berjalan dengan baik, kemungkinan Pia akan dijajal bermain di ganda putri, berpasangan dengan pemain putri ganda campuran lainnya. ”Kuota ganda putri sudah pe­nuh. Mau dipasangkan dengan siapa lagi? Tetapi nanti mung­kin bisa dicoba dengan pemain ganda campuran lain, bisa dengan Debby Susanto atau pemain baru lainnya,” papar Aryono. Di ganda campuran, Pia akan mengawali langkahnya de­ngan berpasangan dengan Frans Kurniawan. Mereka akan dicoba pada turnamen ­Viet­nam International Chal­lenge di Hanoi pada 21-26 April depan. (D3-40)

sony mau nikah

Sony Dwi Kuncoro Semakin Dekat Menuju Pelaminan

Predikat sebagai pebulutangkis pria nomor satu Indonesia membuat nama dan wajah Sony Dwi Kuncoro dikenal publik. Bahkan, tak sedikit hamu hawa yang mengidolakan Sony. Prestasi selangit, pembawaan kalem, dan yang penting, bertampang rupawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pada wanita. Namun, para fans pemain peringkat kelima dunia itu harus siap-siap gigit jari. Sebab, sebentar lagi, Sony bakal melepas masa lajangnya. Pebulutangkis kelahiran Surabaya, 7 Juli 1984, itu kini sudah bertunangan dengan gadis ayu bernama Gading Safitri. ''Rencananya, Juli nanti saya marrieda,'' ungkap juara tunggal pria China Master 2008 itu.Meski begitu, Sony masih bungkam terkait hari H pernikahannya. ''Nanti saja kalu sudah dekat, pasti teman-teman (wartawan) saya kasih tahu,'' katanya. Dia hanya bilang, pernikahan itu akan dilangsungkan di Surabaya. Sebab, calon istrinya juga Arek Suroboyo. Sony bertunangan dengan Gading usai Lebaran lalu. Nah, Sony merasa tahun ini adalah saat yang pas untuk mengakhiri kesendiriannya. Apalagi, hubungan mereka sudah lumayan lama. ''Saya pacaran sama Gading sudah enam tahun. Jadi, memang sekarang waktunya untuk jadi suaminya,'' ucap Sony mantap. Anehnya, Sony tak begitu paham mengenai detail pernikahan yang akan dilakoninya. Semua hal yang terkait prosesi pernikahan Sony sudah dibereskan oleh pihak keluarga. ''Yang jelas, semua sudah beres, gedung sudah di-booking, katering sudah dipesan. Saya tinggal datang saja,'' kata Sony. ''Saya berharap, semuanya berjalan lancar,'' tambahnya. Sony mengaku tidak sempat membantu menyiapkan pernikahannya sendiri. Sebab, sebagai pemain nasional, dia mengemban kewajiban negara. Dia lebih banyak berada di Jakarta untuk berlatih dan kemudian mengikuti berbagai turnamen di mancanegara. Meski begitu, Sony tetap menantau perkembangan proses menuju pernikahannya. ''Saya selalu dikasih tahu perkembangannya. Tapi, saya tidak bisa ke Surabaya terus-terusan,'' tuturnya.

Jumat, 20 Maret 2009

latihan



thomas/uber




vita marissa




pia in action


disiplin pratama


Ide menggelar pelatnas pratama di Magelang, tepatnya kompleks Akademi Militer, merupakan salah satu terobosan yang dilakukan PBSI di era kepemimpinan Djoko Santoso. Satu hal yang coba diperbaiki sejak pemain masuk pelatnas pratama adalah kedisiplinan.

"Tanpa ada disiplin, rasanya sulit bisa berprestasi maksimal. Selain itu mereka juga akan ditanamkan nilai-nilai bela negara. Kalau soal teknik kita serahkan ke pelatih yang ditunjuk PBSI," sebut Mayjen TNI Sabar Yudho Saroso, Gubernur Akmil yang juga Wakil Ketua Umum I PBSI.

Pekan lalu, seleknas untuk mencari pemain pratama sudah selesai. Setelah menjalani tes kesehatan dan psikologi, sementara menunggu hasil tes, mereka dipulangkan dulu ke klub. Selain juara di lima nomor, sekitar 26 pemain yang dibutuhkan akan diambil berdasarkan penilaian tim pemandu bakat. Jika berjalan sesuai rencana, Ary Trisnanto dkk. bakal mulai berlatih di Magelang mulai awal April. (win)

JUARA SELEKNAS
-------------------------------------
Tunggal putra: Ary Trisnanto (Tangkas Alfamart)
Tunggal putri: Tieke Arieda (Suryanaga GG Surabaya)
Ganda putra: Albert Saputra/Rizki Yanu (Djarum Kudus)
Ganda putri: Ayu Rahmasari/Dwi Agustiawati (Mutiara Bandung)
Ganda campuran: Hendro Mulyono/Luluk Maria Ulfa (Djarum Kudus)

malaysia berani bidik piala sudirman




















Malaysia Berani Bidik Sudirman

Hanya dengan satu kemenangan atas Lin Dan di final Swiss Super Series, Minggu (16/3), pemain nomor satu dunia, Lee Chong Wei, seperti sudah melepaskan sebuah beban berat di pundaknya. “Gelar ini sebuah pembuktian,” kata Lee.

Pembuktian yang dikatakan pemain berusia 27 tahun ini maksudnya adalah Lin bukan pemain tak terkalahkan. Dalam tiga partai terakhir di antara dua pemain terbaik dunia itu, final Olimpiade Beijing, SS Cina Open, serta All England, Lee selalu takluk. Tak heran, meskipun berada di posisi nomor wahid dunia, gelar pemain terbaik sejati lebih tepat diberikan buat Lin.

“Bukan itu saja, kini tiada lagi beban berat. Saya kini hanya ingin menikmati pertandingan seandainya kami bertemu lagi,” kata Lee lagi.

Secara keseluruhan final di Basel tersebut merupakan kemenangan ke-6 Lee atas Super Dan, dari 18 kali pertemuan mereka. Kemenangan terakhir Lee sebelum ini adalah di semifinal Piala Thomas di Jakarta, tahun lalu.

Tak cuma menang. Lee membuat Lin seperti mati kutu dengan permainan yang lebih menyerang dan mampu unggul dua gim langsung 21-16, 21-16. Lalu, apa rahasia kemenangan Lee?

“Saya mencoba sabar dan melupakan kekalahan pekan lalu di Birmingham. Dengan demikian saya berharap Lin yang berbuat salah,” ucap Lee.

Menurut sang pelatih, Misbun Sidek, kemenangan di Basel membuat kekuatan mental Lee bertambah. “Kini tidak ada lagi yang namanya beban mental. Yang membedakan keduanya hanya masalah taktis dan strategi di lapangan,” ujar Misbun.

Di Basel, Malaysia turut mengoleksi satu gelar lewat ganda putra Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Kini Malaysia mulai berani menatap ajang Piala Sudirman dengan sedikit keyakinan. Turnamen beregu campuran itu bakal digelar di Guangzhou, 10-17 Mei. Pertengahan April, daftar nama-nama pemain yang diturunkan setiap tim sudah harus masuk ke panitia.

Dengan kekuatan yang lebih bertumpu pada tunggal dan ganda putra, Malaysia selama ini memang bukan tim papan atas di kancah Piala Sudirman. Namun, kini keyakinan Malaysia untuk tampil apik dalam ajang dua tahunan ini semakin meningkat. “Saya pribadi punya keyakinan. Karena itulah sejak awal tahun saya sudah meletakkan Piala Sudirman sebagai salah satu target utama tahun ini. Kami punya tunggal dan ganda putra yang seimbang dengan negara-negara kuat lainnya. Ganda campuran kami juga semakin bagus,” ujar Lee.

Kekuatan Malaysia di sektor putri juga tak bisa diremehkan. Di nomor tunggal, Julia Wong serta Wong Mew Choo berada di urutan 14 dan 15 dunia, sedangkan pasangan Wong Pei Tty/Chin Eei Hui berada di urutan pertama dunia.


ket gambar : lee chong wei ma pacarnya tuch ( wong mew choo)

india ggp

Menjelang India Gold Grand Prix
Skuad Ramping Pelatnas

Tak banyak pemain utama pelatnas PBSI yang turun di turnamen India Gold Grand Prix, Hyderabad, 24-29 Maret.

Pemain yang diturunkan sebagian besar adalah mereka yang termasuk dalam pemanggilan tahap dua pelatnas. Hanya nama Maria Kristin dan M. Rijal yang merupa-kan anggota pemanggilan tahap pertama yang berangkat ke India.

Maria dan Rijal tak jadi berangkat ke tur All England- Swiss dengan alasan berbeda. Maria menderita cedera, sedangkan Rijal kehilangan pasangan karena Vita Marissa mengundurkan diri dari pelatnas.

Kali ini Maria dinilai sudah sembuh, sedangkan Rijal kini berpasangan dengan Debby Susanto.

Di nomor tunggal putra, Tommy Sugiarto menjadi satu-satunya wakil. Dua pemain lain, Nugroho Andi Saputro dan Yoga Pratama, tak berangkat.

"Tommy lebih cocok diturunkan di turnamen level GGP, sedangkan Nugroho dan Yoga mungkin yang levelnya lebih di bawah. Lebih baik main di banyak turnamen yang levelnya belum terlalu tinggi daripada ikut di level tinggi tapi langsung kalah di babak awal," kata Hendrawan, pelatih tunggal putra.

"Maunya sih lewat dari perempat final. Beberapa kali main di turnamen GGP selalu mentok di perempat final," ucap Tommy.

Buat pemain seperti ganda putri Annisa Wahyuni/Anneke Feinya dan Debby/Komala Dewi, ajang sekelas GGP ini adalah pengalaman baru.

"Mungkin ada pertanyaan apakah ajang ini tak terlalu tinggi buat mereka. Tapi, mau tak mau mereka memang harus berangkat. Kalau tidak, kapan lagi bisa dapat kesempatan tanding? Lagipula ajang ini bisa dipakai untuk meng-atrol kemampuan," ucap Aryono Miranat, pelatih ganda putri.

Tanpa Pelatih

Lantaran pemain utama baru pulang dari Eropa, hanya pemain lapis kedua yang berangkat ke India. Skuad pelatnas pun menjadi lebih ramping karena beranggotakan 12 pemain. Mereka tak didampingi pelatih ataupun asisten pelatih. Pasalnya pelatih pun juga baru pulang dari Eropa, sedangkan asisten pelatih, ironisnya, hingga saat ini belum juga dikontrak. Selama di India, pemain akan ditemani Kabid Binpres PBSI, Lius Pongoh.

Meski bukan turnamen super series, pemain top seperti Lee Chong Wei (Malaysia), Taufik Hidayat, atau Pi Hongyan (Prancis) turun di ajang berhadiah total 120 ribu dollar AS ini. (Erwin Fitriansyah)

PEMAIN INDONESIA KE INDIA GGP
--------------------------------------------------------------
Tunggal putra: Tommy Sugiarto, Taufik Hidayat*
Tunggal putri: Maria Kristin
Ganda putra: Fernando Kurniawan/Lingga Lie, Alvent Yluanto/Hendra Aprida Gunawan*, Afiat Yuris/Wifqi Widarto*
Ganda putri: Annisa Wahyuni/Anneke Feinya, Debby Susanto/Komala Dewi, Jo Novita/Endang Nursugianti*, Vita Marissa/Nadya Melati*
Ganda campuran: M. Rijal/Debby Susanto, Tontowi Achmad/Richi Puspita, Flandy Limpele/Vita Marissa*




Lebih Ramai

Turnamen India GGP bakal diramaikan sejumlah pebulu tangkis eks pelatnas PBSI. Jika dibandingkan dengan SS All England-Swiss, pemain nonpelatnas yang turun akan lebih banyak.

"Di turnamen Gold GP persaingan tak seketat Super Series. Kami tak perlu bertanding melewati babak penyisihan. Kami berharap hasilnya lebih bagus jika tenaga tak terkuras dari penyisihan," ujar Alvent Yulianto, pasangan Hendra Aprida Gunawan di nomor ganda putra.

Untuk memperbanyak peluang, Alvent/Hendra juga turun di nomor ganda campuran. Alvent menggandeng Jo Novita, sedangkan Hendra bersama Endang Nursugianti. Jo dan Endang, yang mantan skuad pelatnas, juga turun di ganda putri. "Hitung-hitung sambil menyelam minum air. Main di dua nomor," ucap Endang.

Turnamen ini juga menjadi ajang bersatunya Flandy Limpele/Vita Marissa. Sebelum kembali bersama, Flandy berpasangan dengan pemain Rusia, Anastasia Russkikh, dan sempat mencatat hasil terbaik melaju ke semifinal All England.

Tunggal putra Taufik Hidayat juga melanjutkan kiprah sebagai pemain nonpelatnas. Kali ini Taufik, yang sempat mencapai semifinal All England dan perempat final Swiss, menjadi unggulan kedua di India GGP.

Kamis, 19 Maret 2009

kepercayaan diri rian/yonathan drop

















Kegagalan di All England dan Swiss Terbuka belum bisa dilupakan pasangan ganda pria pelatnas Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki. Selalu takluk pada babak pertama menimbulkan trauma tersendiri bagi mereka.

Di All England, mereka disingkirkan pasangan muda Malaysia Abdul Latif Mohd Zakri/Mohd Tazari Mohd Fairuzizuan. Di Swiss Terbuka, hasilnya semakin buruk karena Rian/Yonatan disingkirkan wakil Jepang Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno yang merupakan pasangan kualifikasi.

''Saya sampai tidak bisa tidur selama tiga hari setelah kalah di All England. Hasil itu benar-benar mengecewakan. Saya dan Rian minta untuk diistirahatkan dulu dari super series dan turun di gold grand prix,'' terang Yonathan di Jakarta kemarin (17/3).

Gold grand prix adalah turnamen level kedua setelah super series seperti halnya All England dan Swiss Terbuka. Strategi itu diharapkan Yoke -sapaan karib Yonatan- bisa mengembalikan kepercayaan dirinya nanti menjelang Kejuaraan Asia di Suwon, Korsel pada 7-12 April mendatang.

Di gold grand prix, Yoke belum berani mematok target tinggi. Minimal bisa lolos kedelapan besar akan bisa menambah bekal kekuatan mental. Apalagi, menurut Yoke, poin yang dituai bakal lebih besar jika mencapai perempat final gold grand prix dibandingkan jika gagal di babak pertama level super series.

Lagi pula, dia kalah di Eropa tersebut karena kalah teknik dan fisik. Itu berarti keduanya harus menggeber dua aspek tersebut dalam waktu dekat. Yoke siap melakoni tambahan porsi latihan. ''Kami harus meminta penambahan porsi latihan yang lebih intensif,'' ujarnya. Padahal, selama ini ganda pria menelan porsi latihan paling banyak di antara nomor-nomor lainnya.

Pasangan ganda pria lainnya, Bona Septano/M.Ahsan, juga mengakui penampilan mereka kurang maksimal pada dua super series tersebut. Ahsan mengakui, secara kualitas mereka kalah kelas dibandingkan lawan, baik dari segi pukulan maupun teknik.

Di perempat final All England, Bona/Ahsan dikandaskan Lee Yong Dae/ Baek Choel Shin. Laga itu memang menjadi pertemuan pertama mereka setelah naik ke kelas senior. Namun, pada kelompok junior, mereka sudah sering kali bersua.

Di Swiss mereka dikalahkan Guo Zheng Dong/Chen Xu dari Tiongkok. 'Meski pasangan kualifikasi, mereka sudah sangat senior. Saya tidak mau berasalan kekalahan itu karena cedera Bona. Yang jelas kami harus segera memperbaiki diri,' tegas Ahsan.

Sementara itu, PB PBSI masih terus mengevaluasi kegagalan pasukan Cipayung itu. Diharapkan, PB PBSI akan semakin siap menghadapi Kejuaraan Asia dan Piala Sudirman Mei mendatang di Tiongkok.