Jumat, 27 Februari 2009

olimpiade beijing














telat bgt dpt berita nie!!!!!!!!!!!!

SEJAK Olimpiade memperlombakan bulu tangkis pada 1992, Indonesia selalu berhasil merebut emas. Di Beijing, tim bulu tangkis Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan tradisi itu.

Beban yang cukup berat tentunya. Sebab, selain melawan pebulu tangkis terbaik dunia, mereka harus menghadapi teror dari pendukung tuan rumah yang bertekad menyapu bersih emas.

Ganda wanita Vita Marissa/Lilyana Natsir adalah yang pertama merasakan agresifnya permainan wakil Tiongkok dengan ribuan suporter di belakangnya yang memadati Beijing University of Technology. Meski pernah menjadi juara di Tiongkok pada 2007, Vita/Lilyana akhirnya takluk pada babak pertama.

Kemarin (16/8), tiga di antara empat pertandingan yang dilakoni pebulu tangkis Indonesia adalah laga melawan wakil tuan rumah. Mereka pun harus menyiapkan kekuatan dan mental untuk menghadapi pertandingan ketat dan teror penonton yang tak kenal lelah.

Ganda pria Markis Kido/Hendra Setiawan berhadapan dengan Fu Haifeng/Cai Yun dalam perebutan emas. Nova Widianto/Lilyana Natsir menghadapi He Hanbin/Yu Yang di semifinal ganda campuran. Sedangkan Maria Kristin Yulianti menghadapi Lu Lan dalam perebutan medali perunggu. Hanya Flandy Limpele/Vita Marissa yang menghadapi wakil Korea Selatan.

Menghadapi pertandingan hidup mati untuk melanjutkan tradisi emas itu, mereka memiliki banyak kiat untuk mengisi waktu dan menghilangkan beban. Ada yang memiliki pergi ke gym. Ada yang main play station. Ada juga yang berbelanja suvenir Olimpiade.

Jamaknya kaum hawa yang senang berbelanja, Vita, Lilyana, dan Maria menghabiskan sore sehari menjelang di megastore di dekat Olympic Village. Sebelumnya, mereka melayani permintaan wawancara beberapa wartawan asal Indonesia di International Zone Olympic Village.� � � �

"Kami nyantai saja menghadapi pertandingan besok (kemarin, Red). Kalau tegang, nanti malah tidak baik," kata Maria Jumat lalu (15/8).

Mengenakan celana tiga perempat dan jaket kontingen, dia tampak santai sore itu dengan rambutnya yang terurai. Demikian juga Vita dan Lilyana.

Dengan dandanan yang hampir sama, mereka berjalan-jalan di kompleks pengibaran bendera kontingen. Mereka sempat mengambil gambar dengan handycam dan kamera digital.

Bahkan, Vita meminjam kamera wartawan Indonesia untuk menjepret beberapa objek di sana. Setelah puas di tempat yang menyerupai bukit itu, mereka beralih ke megastore suvenir Olimpiade yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari tempat pengibaran bendera kontingen itu. Di bangunan semipermanen tersebut, dijual berbagai suvenir. Mulai gantungan kunci sampai jaket resmi Olimpiade.

Lain pria lain wanita. Nova lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar. Sedangkan Kido dan Hendra pergi ke gym untuk menjaga kondisi.

"Saya lebih senang menghabiskan waktu dengan bermain PSP (play station portable, Red) atau browsing internet. Itu sudah menjadi kebiasaan. Saya selalu membawa PSP dan laptop setiap kali bermain di luar negeri," beber Nova yang bersama Lilyana hari ini akan melakoni laga final ganda campuran.

Meski bermain bulu tangkis, Nova mengaku senang bermain PS sepak bola winning eleven. �Klub yang menjadi andalannya adalah Chelsea.

"Saya memang mengidolakan The Blues (julukan Chelsea). Makanya, saya senang memainkannya di PS," lanjut pebulu tangkis nomor satu dunia di ganda campuran tersebut.

Kido dan Hendra yang menjadi ganda pria nomor satu dunia lebih kompak dalam menghabiskan waktu menjelang laga perebutan final. Jumat sore, mereka pergi ke gym untuk berlatih ringan. "Mungkin sedikit bench press. Kalau tidak antre, saya juga mau treadmill," tutur Hendra. Selain pergi ke gym, Kido mengatakan punya resep lain. "Banyak makan dan tidur agar badan bugar," ucapnya.

kido absen di all england



















Peraih medali emas bulutangkis Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido dipastikan tidak bisa dikirim mengikuti Kejuaraan All England 2009 bersama pasangannya, Hendra Setiawan.

Saat dihubungi Pos Kota, Kamis (19/2) Kido mengaku mengalami gangguan pada lututnya.

“Jika dipaksakan, nanti malah semakin berbahaya, mengingat lawan-lawan di even ini cukup berat. Masih ada Super Series lainnya, seperti Swiss.

Mungkin saya dan Hendra akan mulai mengikuti kejuaraan di tahun 2009 ini lewat Swiss Super Series,” kata Kido lewat ponselnya.

Mengaku sedikit kecewa, tapi Kido tidak punya pilihan untuk menyelamatkan kondisinya selain mundur dari All England. “Tapi, setiap hari saya tetap latihan di pelatnas, tentunya latihan ringan untuk menjaga kondisi tetap fit dengan pengawasan medis dan pelatih,” ujar Kido lagi.

Dengan dipastikannya Kido/Hendra tidak ikut dalam turnamen bulutangkis tertua dunia itu, menurut Chistian Hadinata, Kasubbid Pelatnas Cipayung, nomor ganda putra akan diwakili dua pasangan, yaitu Bona Septano/Muhammad Ahsan dan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama.

Namun, dia menampik bahwa kesempatan meraih juara di nomor ganda putra telah tertutup dengan absennya Kido/Hendra. “Yang jelas, semua pemain akan berjuang semaksimal mungkin untuk menghasilkan yang terbaik,” harap Christian.

TAUFIK-YU HSIN
Di putaran pertama tunggal putra All Engalnd, pebulutangkis non pelatnas Taufik Hidayat yang berada di peringkat 7 dunia akan menghadapi pemain Taiwan, Yu Hsin Hsieh. Sedangkan Simon Santoso akan menghadapi pebulutangkis Denmark, Peter Gade.

Bagi Simon yang tercatat di rangking 10 dunia, langkah awalnya ini cukup berat. Sebelumnya, Peter Gade yang menduduki rangking 4 dunia menang tanpa pertandingan karena Simon mundur dengan alasan sakit di Korea Terbuka, Januari lalu.

Begitu juga langkah Sonny Dwi Kuncoro. Putaran pertama dia langsung dihadang oleh pebulutangkis unggulan pertama asal Malaysia, Lee Chong Wei.

Walau dalam pertandingan sebelumnya, Sonny selalu kalah, namun kali ini dia mengaku dalam kondisi prima untuk menghadapi musuh bebuyutannya itu.

Tommy Sugiarto juga disertakan dalam tim All England. Putra mantan pebulutangkis nasional Icuk Sugiarto itu sebelumnya harus merangkak melewati kualifikasi. “Seperti program pelatnas, kita harus mengadakan regenerasi,” tegas Christian.

simpati zakry-fairuzizuan

Kepastian mundurnya Markis Kido/Hendra Setiawan di ajang bergengsi Super Series All England disambut perasaan campur-aduk oleh unggulan empat asal Malaysia, Mohd. Fairuzizuan Mohd Tazari/Mohd Zakry Latif. Di satu sisi, keduanya turut merasa simpati dengan cedera lutut yang menimpa Kido. “Kami berdua juga pernah cedera dan itu betul-betul tidak nyaman. Mudah-mudahan saja Kido cepat pulih,” ucap Zakry.

Mohd. Fairuzizuan/Mohd Zakry Latif, bersimpati pada cedera Kido. (Foto: Rizal Syahisa/BOLA)

Tapi, di sisi lain, hal ini menjadi berkah buat Zakry/Fairuz. Jika Kido/Hendra turun, mereka bisa saling berhadapan di semifinal All England.

Kido/Hendra merupakan momok buat pasangan Malaysia tersebut. Dari lima pertemuan sebelumnya Zakry/Fairuz tak pernah menang. “Mundurnya mereka juga berarti sebuah berita gembira. Mudah-mudahan jalan kami semakin lapang,” kata Zakry.

Sama seperti pasukan ganda putra Cipayung, pasangan Malaysia juga menggarap faktor nonteknis dengan kegiatan luar lapangan seperti outbond.

Pelatih Malaysia, Rexy Mainaky, mengingatkan pemain asuhannya untuk tetap waspada. Di babak pertama, lawan yang bakal menghadang adalah wakil pelatnas PBSI, Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama.

"Kami juga sudah siap. Memang saya sempat sedikit terganggu cedera dan Rian sakit flu, tapi saya yakin bisa fit saat pertandingan. Kami ingin tampil mengejutkan," sebut Yonatan. (irw/win)






Sabtu, 07 Februari 2009

sigit pamungkas pusing













Pelatih ganda putra, Sigit Pamungkas, mungkin menjadi orang yang paling terpukul dengan rencana mundurnya Markis Kido. Pelatih yang sukses membawa pasangan ganda putra nomor satu dunia ini menjuarai Olimpiade Beijing 2008 berharap Markis mau menahan emosinya sebelum memutuskan untuk benar-benar keluar dari Pelatnas. Sebab, melatih pasangan yang tidak berada dalam satu tempat latihan akan merepotkannya.

Sigit merupakan sosok yang mempertemukan Markis dengan Hendra Setiawan di klub PB Jaya Raya sejak 1998. Makanya, ia merasa heran mengapa PBSI bersikap tidak adil kepada pemain yang berprestasi seperti Markis. Tidak hanya Markis, mundurnya sang adik, Bona Septana, juga menggangu konsentrasinya di sektor ganda putra.

"Secara psikologis pasti terganngu. Sebab ini merupakan egois Markis tanpa memikirkan rekan setimnya di ganda putra," kata Sigit. Sigit berharap PBSI bisa bertindak bijaksana kepada Markis. Sebab, aset andalan prestasi PBSI saat ini merupakan datang dari sektor ganda putra dan ganda campuran.

markis kido_bentuk solideritas













Salah satu alasan mundurnya Markis Kido dari pelatnas PBSI merupakan bentuk solidaritas pada kedua adiknya, Pia Zebadiah dan Bona Septano, yang juga tidak mendapat hak yang layak dari PBSI. Milai kontrak yang tidak sesuai dengan permintaan kedua adik Markis Kido itu membuat sang kakak memutuskan mundur dari pelatnas bulutangkis.

Kedua adik Markis merasa PBSI bersikap tidak adil dalam menentukan nilai kontrak. Pemain yang peringkatnya di bawah mereka bisa mendapat perlakuan lebih baik dan nilai lebih tinggi dari mereka. Mundurnya Markis Kido dan adik-adiknya mendapat dukungan penuh dari keluarga, khususnya sang ibu, Yul Asteria, yang selalu menemani mereka. "Keputusan ini saya serahkan pada anak-anak.. Saya harap bisa nego kembali," katanya.

Jika keluarga ini benar-benar mundur dari bulutangkis, kerugian besar akan dialami tim nasional. Selama ini kontribusi Markis dan adik-adinya terhadap prestasi bulutangkis Tanah Air cukup besar.

Pia yang merupakan salah satu tunggal putri pernah menjadi penentu tim putri Indonesia meraih medali emas di Sea Games Thailand. Sementara Bona yang berpasangan dengan Muhamad Aksan saat ini menghuni peringkat 11 dunia. Sedangkan Markis Kido adalah perebut emas Olimpiadfe ganda putra bersama Hendra Setiawan.

kido_hendra




hot and sweet















heheheheheheh............................. ketawa and terharu banget gw nglyat gambar nie!!!!

saling tunggu itikad baik














Ancaman mundur sejumlah pemain pelatnas Cipayung belum mendapatkan tanggapan serius dari PB PBSI. Justru, aksi saling tunggu terjadi di kawah candradimuka olahraga tepok bulu nasional itu.

Di satu sisi, Sigit Pamungkas, pelatih ganda pria pelatnas Cipayung, menanti adanya reaksi dari PB PBSI atas ancaman anak asuhnya, Markis Kido dan Bona Septano. Sebaliknya, PB PBSI beralasan menanti surat resmi dari Kido dan pemain lain jika benar-benar menginginkan keluar dari pelatnas.

Ya, Markis beserta dua adiknya, Bona Septano dan Pia Zebadiah, tak akan lagi bergabung ke pelatnas apabila proses kontrak mereka belum menemui kesepakatan. Namun, Kido belum memberikan keterangan resmi kepada PB PBSI.

Setelah mulai berlatih di pelatnas sejak pemanggilan atlet tahap pertama, Kido dan pemain lain tergabung dalam program pelatnas. Maka, jika memutuskan untuk keluar, para pemain, termasuk Kido, wajib memberikan keterangan secara administratif.

"Kami belum bisa mengambil langkah apa pun karena Kido belum berbicara langsung dengan saya. Kemarin (Jumat, Red), saat pertemuan kedua, memang belum ada kata deal untuk ketiganya," tutur Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh.

Persoalan itu, lanjut Lius, sudah sampai ke tangan Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso melalui media massa. "Saya sudah melaporkan. Ketua juga mengatakan sudah tahu dari koran, tapi dia tidak mengatakan apa-apa, cuma itu. Sampai sekarang belum ada keputusan apa pun," ujar mantan pemain yang berjuluk si Bola Karet tersebut.

Sigit amat menyesalkan kejadian itu. Sebab, sebagai pelatih, dia melihat adanya celah penyelesaian persoalan tersebut tanpa merugikan kedua pihak. Menurut dia, PB PBSI tidak seharusnya memberikan penawaran secara baik-baik kepada pemain. Toh, pemainlah aset paling berharga bagi pengurus.

Lagi pula, untuk membentuk pemain andal tak membutuhkan waktu yang sebentar. "Saya yang pusing. Kido masuk pelatnas sudah sejak sepuluh tahun lalu. Baru kemarin, dia bisa jadi juara dunia dan Olimpiade. Kalau dibuang begitu saja, sayang bukan?" ucapnya.

Sejatinya, menurut Sigit, Kido sudah menyepakati besaran nilai kontrak yang diterima. Nyatanya, Hendra Setiawan juga sudah menerima kontrak tersebut. Hanya, dia ingin membela Bona yang belum juga mendapatkan harga yang diinginkan.

Alasannya memang cukup masuk akal. Bona yang berpasangan dengan Muhammad Ahsan di peringkat ke-11 dunia memiliki ranking yang lebih baik daripada Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama yang nangkring di posisi ke-15. Tapi, nilai kontraknya lebih tinggi Rian/Yonatan.(vem/diq)

Jumat, 06 Februari 2009

cedera pemain




















Cedera adalah salah satu musuh utama buat atlet, termasuk pebulutangkis. Hal ini dirasakan betul oleh Maria Kristin. Tunggal putri terbaik milik Indonesia ini harus absen bertanding selama hampir tiga bulan. Kali terakhir Maria berlaga di turnamen resmi adalah saat mencapai perempatfinal SS Prancis, November tahun lalu. Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 ini menderita cedera lutut.

''Sebetulnya sayang juga lama tak bertanding karena pas cedera ini kambuh, permainan juga sedang enak,'' kata Maria.

Setelah menjalani berbagai pengobatan dan terapi, cedera Maria sekarang mulai sembuh. Namun, lantaran lama absen dari lapangan, kondisi pemain kelahiran Tuban 25 Juni 1985 ini belum pulih sepenuhnya.

''Diusahakan bisa ikut All England, tapi sekarang saja belum ikut program latihan secara penuh karena masih dalam proses pemulihan,'' lanjut Maria.

Hal yang sama juga dialami Markis Kido. Peraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Hendra Setiawan ini dihantui cedera lutut. Sakit di lutut kiri ini sudah dirasakan Kido sejak sebelum tampil di Olimpiade lalu.

''Asalkan rajin diterapi dan dipijat, sakitnya bisa berkurang. Tapi, sewaktu dipulangkan ke klub saya agak lalai merawat sehingga terkadang kambuh,'' ucap Kido.

''Saya tak tahu di Cipayung ada alat untuk terapi cedera ini. Jadi saat pelatnas sementara dipulangkan akhir tahun lalu cedera saya agak tidak terawat,'' ucap Kido.

Maria dan Kido berharap pada 2009 mereka bisa lepas dari problem cedera.

''Kalau bisa sembuh total inginnya merebut gelar di All England. Saya belum pernah juara di sana. Lalu mempertahankan gelar juara dunia dan membantu Indonesia merebut Piala Sudirman,'' ucap Kido. ''Bisa pulih, lalu ikut Kejuaraan Dunia. Itu saja dulu,'' tutur Maria.

Piala Sudirman digelar di Guangzhou, Cina, Maret, sedang Kejuaraan Dunia digelar di Hyderabad, India, Agustus. (win)

hanya pia paling fit




















Di tengah persiapan menuju ke Super Series All England dan Swiss bulan depan, nomor tunggal putri masih dihantui masalah cedera. Tunggal putri terbaik Indonesia, Maria Kristin, meski sudah berlatih di Pelatnas Cipayung belum bisa menjalani porsi latihan yang maksimal. Cedera lutut Maria belum pulih sehingga pelatih Marlev Mainaky belum berani memaksa Maria melahap porsi latihan berat.

Tunggal putri lainnya, Adriyanti Firdasari, juga sedikit terganggu dengan cedera. ''Maria belum bisa dipaksa untuk latihan berat, sedangkan Firda lututnya agak sakit setelah latihan agak berat. Cukup riskan kalau dipaksakan,'' sebut Marlev.

Pekan lalu, Maria menyatakan dirinya siap turun di SS All England dan Swiss. ''Saat ini latihan saya memang belum maksimal, tapi untuk main bulan depan rasanya sudah bisa,'' kata Maria.

Praktis saat ini hanya Pia Zebadiah yang kondisinya betul-betul fit. ''Pia bisa latihan maksimal. Saat salah satu menu latihannya adalah soal kelenturan,'' jelas Marlev.

Meski Maria dan Firda tidak dalam kondisi siap tanding saat ini, nama mereka bersama Pia tetap terdaftar untuk ke SS All England dan Swiss. Soal ini, Marlev tak terlalu khawatir.

''Masih ada waktu persiapan buat Firda. Untuk Maria, dia harus berani mengatasi trauma cedera. Peringkatnya bisa turun lagi kalau absen lagi karena di Malaysia-Korea dia tidak ikut. Jika dalam latihan dia berani dan tahu cara mengatasi cedera, hal itu bisa dilakukannya dalam pertandingan,'' ucap Marlev. (win)

air mata taufik hidayat

Taufik Hidayat mengaku berat harus meninggalkan pelatnas bulu tangkis Cipayung yang sudah didiaminya sejak 1996. "Semoga kepergian saya membuat situasi lebih baik."

Taufik menyerahkan surat pengunduran diri dari pelatnas Cipayung kepada Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Lius Pongoh, pada Kamis (29/1) siang. "Saya langsung berpamitan dengan Mas Lius (Pongoh), dengan Koh Chris (Christian Hadinata), dengan kepala asrama, dan para pelayan di pelatnas Cipayung," kata Taufik.

Setelah itu Taufik langsung pulang. Ia mengaku, perasaannya galau meninggalkan tempat yang pernah menjadi tempatnya berlindung selama 12 tahun. Sejak ia masih pemain junior yang datang dari Bandung hingga di puncak dunia saat meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004. "Ketika meninggalkan bangunan pelatnas saya berusaha menahan rasa sedih saya. Perasaan itu tidak juga hilang setelah saya sampai di rumah," kata taufik.

Taufik mengenang, pelatnas Cipayung tidak lagi bernuansa sekolah, tetapi lebih suasana keluarga yang guyub. "Yang paling saya ingat tentunya bagaimana saya dikerjain para senior saya," kata Taufik.

Cerita Taufik dikerjain seniornya memang bukan hal baru. Taufik muda selalu dihardik dan diledek para seniornya setiap kali "menyentuh" mobil-mobil milik para senior tersebut. "Heh lu enggak bisa beli tuh barang," kata para senior. Potongan kisah ini menimbulkan dendam dan semangat pada Taufik muda. Setelah berprestasi, Taufik membuktikan dirinya dengan membawa mobil jenis Toyota Alphard ke pelatnas Cipayung.

"Bagi saya itu menjadi kenangan yang indah," kata Taufik. Meski begitu, ia juga memiliki beberapa kenangan pahit yang menurut dia juga dirasakan banyak pemain hingga sekarang.

"Saya kira pengurus sekarang yang baru terpilih harus berubah dibandingkan yang lama. Sekarang komunikasi antara pengurus dan pemain harus lebih terbuka," katanya.

Menurut Taufik, apa yang diinginkan dan dipahami oleh pemain sebenarnya sangat jelas. "Pemain tahunya adalah berlatih, bertanding, dan kemudian dievaluasi. Kalau gagal, ia harus siap untuk kehilangan haknya. Namun kalau berhasil, ia boleh menanyakan haknya," katanya. Hal-hal seperti inilah yang menurut Taufik tidak dilakukan oleh para pengurus dan sudah berlangsung bertahun-tahun di Cipayung.

Taufik pun sebenarnya berharap pengurus juga menghargai para mantan pemain yang sudah tidak lagi di pelatnas. Ia tidak berharap akan ada upacara pelepasan pemain seperti yang pernah dirasakan beberapa pemain, seperti Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma. "Tetapi ketika Flandy (Limpele) keluar dari pelatnas, apakah ada acara pelepasan? Kalau pun mau diadakan ya harus dari mereka. Bukan kami dong yang minta," kata Taufik lagi. Untuk pemian sekelas Taufik, upacara semacam ini tentunya layak diadakan.

Meski berkali-kali memuji peran PBSI terhadap perkembangan kariernya, Taufik tidak bisa menutupi bahwa ada masalah antara dirinya dan para pengurus. "Saya kira friksi itu biasa. Di sini kan terdiri dari banyak orang, ada dari Jawa, Sunda, dan lain-lain. Saya hanya berharap semoga kepergian saya membuat situasi menjadi lebih baik."

Sekali lagi, Taufik mencoba hanya mengingat hal-hal yang baik dari Cipayung. Begitu pun ia minta semua orang mengingat hal yang baik tentang dirinya. "Jangan melulu dilihat konflik saya dengan banyak pihak. Tetapi ingatlah saya karena prestasi saya di olimpiade, kejuaraan dunia, dan yang lainnya. Karena itulah saya ingin mundur selagi saya masih di puncak. Saya tidak ingin dikasihani atau dilupakan orang."

Taufik tidak merasakan kedua hal itu ketika melangkah meninggalkan lantai pelatnas Cipayung, Kamis (29/1). Ketika berpamitan kepada para petugas kebersihan atau petugas dapur pelatnas, hampir semuanya terkejut dengan keputusan tersebut.
"Waduuh Kang, nanti siapa yang jadi ketua panitia 17 Agustus di sini...?"
"Siapa nanti yang jadi ketua panitia peringatan Idul Qurban?"
"Siapa nanti yang menggantikan Taufik Hidayat?"

markis kido tinggalkan pelatnas















Juara ganda putra Olimpiade Beijing, Markis Kido, bersama kedua adiknya, pemain ganda putra Bona Septano dan tunggal putri Pia Zebadiah, memutuskan keluar dari pelatnas setelah tidak mencapai kesepakatan kontrak dengan PB PBSI.

"Betul (keluar) karena tidak sepakat mengenai uang kontrak. Awalnya adik-adik saya yang mundur duluan, terus saya juga tidak sepakat, ya sudah keluar semua," ujar Kido yang dihubungi di Jakarta, Jumat malam. Ia tidak menyebutkan secara rinci nilai kontrak yang diharapkan.

Hal senada disampaikan adik Kido, Pia, yang mengaku kecewa dengan sikap PB PBSI. "Saya kecewa pada PBSI mengenai masalah kontrak karena, tidak ada kesepakatan, konsekuensinya keluar (dari pelatnas)," kata Pia yang belum memikirkan langkah selanjutnya.

Sejak Jumat siang hingga petang, PB PBSI melakukan penyelesaian masalah kontrak dengan sejumlah atlet yang sudah dipanggil masuk pelatnas tahap pertama, tetapi belum mencapai kesepakatan. Pembicaraan dilakukan dengan memanggil para pemain satu demi satu atau berdua bersama pasangannya untuk yang ganda, setelah sebelumnya diberi nomor urut.

Selain Kido dan adik-adiknya, ada juga pemain tunggal Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, ganda campuran Nova Widianto dan Liliyana Natsir, Vita Marissa, Hendra Setiawan, dan beberapa pemain senior lainnya.

Beberapa pemain yang sudah mencapai kata sepakat dengan PBSI di antaranya adalah Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Hendra Setiawan (pasangan Markis Kido).

Pada 29 Januari lalu, pebulu tangkis tunggal putra juara Olimpiade Athena, Taufik Hidayat, juga menyampaikan surat pengunduran diri dari pelatnas setelah menghuni asrama Cipayung selama 12 tahun.

Meski menyatakan bukan penyebab utama, Taufik memastikan bahwa tidak dipanggilnya pelatih dia, Mulyo Handoyo, masuk pelatnas sebagai salah satu pertimbangannya meninggalkan pelatnas.