Asmara di Balik Raket
Angka di papan nilai menunjukkan kedudukan 20-16 di game kedua untuk Pia Zebadiah Bernadet. Ini terjadi di lapangan II Istora Gelora Bung Karno, Kamis malam lalu. Pia tinggal membutuhkan satu poin lagi untuk mengakhiri perlawanan Karin Schnaase dari Jerman. Sebelum mengayunkan raket untuk serve, Pia masih sempat menoleh ke arah bangku VIP. Tepat dalam pandangan Pia, Tommy Sugiarto duduk. Tommy, pemain tunggal keempat Tim Piala Thomas Indonesia, melempar senyum kecil ke arah Pia. Setelah itu, Tommy lantas berdiri dan meninggalkan kursinya. "Soalnya, saya sudah yakin Pia bakal menang. Lawannya saja peringkatnya seratusan," kata Tommy. Keyakinan putra Icuk Sugiarto, legenda bulu tangkis Indonesia 1980-an, itu terbukti. Pia akhirnya memastikan kemenangan 3-1 atas Jerman dan Indonesia pun melangkah ke final. Lirikan Pia, 19 tahun, yang dibalas dengan senyuman Tommy, 20 tahun, bukan terjadi sekali-dua kali sepanjang pertandingan itu. Pia hampir selalu melirik ke arah bangku tempat duduk Tommy. Saat game kedua itu, bangku Tommy sebenarnya terletak di belakang lapangan Pia. Tapi Pia sering banget menyempatkan diri menoleh ke belakang, ke arah Tommy. Cerita lirik-lirikan itu menjadi penegas rumor yang selama ini berkembang: Pia berpacaran dengan Tommy. Pia selalu malu-malu mengakuinya. Tommy pun pernah mengatakan, "Jangan terlalu diekspos, ya!" Tapi Markis Kido, pemain ganda pertama tim Piala Thomas Indonesia, yang juga kakak Pia, membenarkannya. "Tommy kan pacarnya Pia," kata Markis sambil tertawa sebulan lalu. Sayangnya, Pia-Tommy tak bisa melanjutkan kebahagiaan bersama. Pia sukses melangkah ke final Piala Uber bersama tim putri. Sebaliknya, Tommy gagal ke final karena tim putra dikalahkan Korea Selatan pada semifinal tadi malam. Meski Tommy tak bermain karena statusnya cuma tunggal keempat, Pia hadir juga di lapangan tadi malam. Namun, Pia pergi begitu Markis Kido/Hendra Setiawan dikalahkan pasangan Cina. Pasangan ini gagal mengulang prestasi Alan Budikusuma-Susi Susanti. Saat masih berpacaran, keduanya sama-sama mempersembahkan medali emas pada nomor tunggal putra dan tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992. Prestasi itu mungkin bisa ditiru oleh Xie Xifang dan Lin Dan, masing-masing tunggal pertama tim Piala Uber dan Piala Thomas Cina. Tim mereka sama-sama masuk final. Sementara Pia dan Tommy masih malu-malu mengakui hubungan mereka, Xie dan Lin Dan sudah terbuka. Sebuah cerita unik terjadi saat tim Piala Uber Cina berhadapan dengan Jerman dan tim Piala Thomas Cina berhadapan dengan Kanada pada babak penyisihan. Kedua pertandingan berlangsung bersamaan pada Senin siang lalu. Xie Xifang bertemu dengan tunggal putri pertama Jerman, Huawien. Sedangkan Lin Dan bertemu dengan Andrew Dabeka. Kedua pertandingan berjalan pada waktu bersamaan. Sambil menghadapi lawan masing-masing, Xie dan Lin Dan saling menoleh, saling tersenyum, dan saling melirik.