Jumat, 09 Januari 2009

pia_tommy putus














Pia Ingin Jadi Presenter

Selasa 16 Desember 2008, Jam: 19:58:00

JAKARTA (Pos Kota) – Menjelang turnamen bulutangkis Super Series Malaysia yang digelar Januari 2009, pebulutangkis Pia Zebadiah Bernadet, 19, tengah konsentrasi latihan di Klub Jaya Raya, Ragunan.

Keinginannya pada bidang profesi lain yakni sebagai presenter televisi. “Kalau ada kesempatan, saya ingin sekali jadi presenter teve,” harapnya.

Selama lima jam penuh masa latihan setiap hari harus dia dijalani. Pagi, mulai Pk.08:00 hingga 11:00 ditambah sorenya mulai Pk. 14:00-16:00.

“Saya ingin memberikan yang terbaik di Super Series kali ini setelah hanya menjadi runner-up di Piala Uber 2008, kemarin. Saya akan latihan lebih keras sebab waktunya tidak sampai satu bulan lagi,” kata Pia ketika Pos Kota menyambanginya saat latihan, Selasa (16/12).

Keberadaan Markis Kido, sang kakak, yang kini sedang berjuang di Final Super Series Kinabalu 2008, juga sangat memotivasi keinginannya guna meraih prestasi tertinggi di Malaysia nanti.

“Memang berat, tapi tidak ada kata menyerah sebelum dijalani,” tegas atlet kelahiran Medan, 22 Januari 1989 ini.

Latihan rutin baik menjelang ada maupun tidak ada even, bagi Pia suatu kewajiban hidup sejak memutuskan diri profesi atlet bulutangkis sebagai pilihan jalan hidupnya.

TAK BISA TIDUR
“Ketika saya harus memutuskan masuk asrama atlet di tahun 1998, mama sudah bilang, saya harus terima risiko, putus hubungan dengan semua mimpi pergaulan di luar sana dengan segala kebiasaan saya di rumah,” tutur juara SEA Games 2007 ini.

Pia mengaku, tiga malam pertama di asrama tidak bisa tidur! Dia sekamar dengan Gressia Polli. “Saya bingung dan hanya bisa nangis sepanjang malam,” kenangnya.

Hari berikutnya, Pia mencoba menerima kenyataan, bahwa dia bukan lagi berada di rumah, di tengah-tengah keluarga, atau di sekitar teman-teman sekolahnya.

“Saya ini di asrama, tugas saya latihan untuk meraih prestasi. Bukan hanya saya yang bernasib seperti ini, tapi juga teman-teman sebaya saya lainnya, bahkan ada yang datang dari luar pulau.

Kenapa saya harus cengeng? Ungkapan batin saya itulah yang memberikan motivasi agar mampu menyatu dengan situasi asrama atlet,” lanjut Pia.

Prestasi yang diraih sang kakak, Markis Kido, semakin membakar semangatnya.

Pun ketika dia harus menerima pengalaman pahit, putus hubungan dengan sang pacar, Tommy Sugiarto yang juga sesama atlet bulutangkis.

Pia mengaku sama sekali tidak sedih, justru semakin mendorongnya lebih semangat.

Dua tahun menjalin kasih dengan putra Icuk Sugiarto, akhirnya kandas tanpa sebab yang jelas. “Ketika Papa saya meninggal, saya sadar sebagai anak bontot harus bisa mencurahkan waktu luang pada Mama.

Selama ini, waktu luang saya gunakan untuk pacar. Saya ingin berteman aja.

Sampai kini kami tetap berhubungan baik dengan kapasitas pertemanan,” kata pemilik postur tinggi 161 cm dan berat 58 kg yang ingin menjadi presenter olahraga ini.








1 komentar:

rifani mengatakan...

hai hai
duch, badminton lover juga ya
salam kenal yaaaaa
hehehehehe
jangan lupa kunjungi blog ku jg. aku nulis tentang bulu tangkis juga