Pemain dan Dunia Maya Pertemanan hingga Bisnis
Perangkat gadget dan aktivitas di dunia maya saat ini juga menjalar ke sebagian besar anggota pelatnas PBSI. Umumnya penghuni pelatnas Cipayung berurusan dengan gadget macam laptop atau ponsel cerdas macam Blackberry (BB) karena kebutuhan untuk berkomunikasi dengan keluarga atau orang-orang dekat. Jika sedang berada di luar negeri saat mengikuti turnamen, mereka menyiasati mahalnya biaya dengan cara berkirim e-mail, chatting lewat laptop atau BB, yang sudah dilengkapi fasilitas Yahoo Messenger (YM), dan chatting lewat situs Facebook. "Bisa tekor kalau mau lewat telepon biasa atau terus-terusan berkirim SMS. Saya pakai YM atau BB saat chat untuk menghemat. Biasanya untuk berkomunikasi dengan istri. E-mail hanya dibuka sesekali untuk keperluan bisnis," kata Nova Widianto, pemain ganda campuran. Saat ini yang paling ngetren di kalangan pemain adalah penggunaan BB yang dibarengi dengan booming situs jejaring sosial Facebook (FB). "Saya juga pakai BB untuk memudahkan komunikasi meski belum terlalu lancar memakainya. Ini juga pacar saya yang mengajari," tutur pemain tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro, beberapa waktu lalu. FB belakangan ini dipakai oleh sejumlah pemain untuk berbagai keperluan. Termasuk interaksi dengan penggemar. "Awalnya saya tertarik karena memudahkan komunikasi jika sedang berada di luar negeri. Di situs FB saya juga bisa berkomunikasi dengan teman-teman dan penggemar. Sama seperti orang lain, saya bisa bertemu dengan teman lama di FB," kata Pia Zebadiah, yang mengaku mulai memiliki akun di FB sejak setahun belakangan. Pemain ganda putri Greysia Polii termasuk yang rajin meng-update halaman FB miliknya. "Tiap hari saya membuka FB dan memperbarui status. Yang pasti, kegunaan situs ini adalah untuk saling tetap kontak dengan kerabat,” tutur Grace, sapaan akrabnya.
Risiko Ngetop Hanya
Status sebagai figur publik terkadang cukup merepotkan. "Kalau mau di-approve semua bisa-bisa telepon jarang berhenti berbunyi. Kalau orang-orang yang tak saya kenal lebih sering saya diamkan," kata Nova. "Permintaan untuk menjadi teman di situs FB amat banyak. Belum semua saya aprrove," kata Markis Kido, pemain nomor ganda putra. "Orang yang tidak saya kenal justru lebih sedikit dibanding yang saya kenal dalam daftar teman yang ada sekarang," tambah Devin Lahardi, pemain ganda campuran. Itu belum termasuk komentar yang mengganggu. “Kalau saya menanggapi hal itu dengan tenang, malah sering saya menambahkan komentar lagi. Saya tak terlalu ambil pusing," ucap Pia. Lain lagi dengan cara Grace. “Saya sudah menemukan solusi untuk hal itu. Membuat akun saya dalam bentuk privat,” tutur Grace, yang pernah memiliki akun serupa di situs seperti Friendster dan Hi5.
Soal Biaya Tak Murah Lagi
Pemakaian gadget berupa laptop dan Blackberry dengan segala fiturnya oleh para pemain biasanya bertujuan untuk menghemat dana ketika harus berkomunikasi saat berada di luar negeri. Namun, sekarang mereka juga harus pandai menyiasati karena belakangan tarif yang ditawarkan tak murah lagi. "Biasanya cuma Yahoo Messenger yang terus menyala. E-mail hanya dibuka sesekali untuk urusan bisnis. Kalau kebanyakan membuka e-mail, hitungannya kilobyte, bayar juga bisa mahal," kata Nova Widianto. "Awal tahun lalu buka YM dan chat pakai Blackberry dari luar negeri masih bisa gratis. Tapi, sekarang sudah tidak lagi. Teman saya harus bayar rekening sampai Rp. 9 juta karena belum tahu," cerita Alvent Yulianto, eks skuad pelatnas Cipayung. Lantaran cerita ini Rian Sukmawan juga tak berani sembarangan mengaktifkan Blackberry-nya ketika berada di Eropa selama turnamen Super Series All England-Swiss. "Daripada tekor lebih baik dimatikan. Chat via YM atau aktivitas browsing internet baru dilakukan jika ada hotspot gratis. Sekarang saja masih belum tahu tagihan selama ke Eropa," kata Rian, pemain ganda putra.
Ponsel Sudah Cukup
Tak semua atlet penghuni pelatnas PBSI di Cipayung tertarik untuk memakai gadget macam laptop dan Blackberry. Selain itu, aktifitas macam chatting dan menjelajahi bermacam situs juga tak terlalu digemari oleh sejumlah atlet. "Saya punya laptop. Langganan internet. Tapi, tak ikut main Facebook atau chatting. Tak pernah tertarik," kata Fran Kurniawan, pasangan Pia Zebadiah di nomor ganda campuran. "Internet saya pakai buat browsing kalau sedang ada turnamen saja. Itu juga tak terlalu sering," lanjut Fran, yang juga mengaku tak memiliki perangkat Blackberry. Hal yang sama juga dilakukan tunggal putra Simon Santoso. "Saya lebih sering browsing untuk membaca berita terkini daripada chatting atau main FB. Belum berniat juga untuk membuat akun di FB," ujar Simon. Alasan yang membuat atlet tak menjamah dunia maya adalah rasa malas dan enggan direpotkan oleh perangkat gadget. "Telepon seluler saja sudah cukup. Saya malas repot. Kalau ke luar negeri, cukup komunikasi lewat SMS," sebut Hendra Setiawan, pasangan ganda Markis Kido. "Saya juga masih memakai ponsel biasa dan tak pakai Blackberry. Kalau mau kontak lewat SMS saja. Pertanyaannya yang panjang. Nanti saya juga akan jawab dengan panjang," ucap Tommy Sugiarto, pemain tunggal putra. Cerita Fernando Kurniawan lain lagi. Edo, sapaan Fernando, termasuk pemain yang melek gadget. Hanya Edo belum memiliki perangkat Blackberry. "Tipe yang saya incar harganya masih mahal. Untuk sementara pakai laptop dulu," aku Edo. Yang unik, ada pemain yang tak akrab dengan internet justru memiliki akun di situs Facebook. Hal ini dialami oleh Lilyana Natsir. "Bukan saya yang membuat. Tak tahu siapa yang membuatkan. Saya belum berniat membuat sendiri karena malas," ungkap Butet, sapaan akrab Lilyana. "Sekarang saya lebih suka berkumpul dan bertemu dengan teman-teman di dunia nyata," lanjut Butet. Hal yang sama juga dialami pengurus dan pelatih. "Sudah beberapa orang bilang ke saya untuk membuat akun di Facebook, sementara e-mail saja sudah cukup untuk urusan pekerjaan," kata Lius Pongoh, Kabid Binpres PBSI. "Jika sedang berada di luar negeri saya sadar e-mail adalah hal yang penting. Tapi, ketika sudah pulang, tetap saja saya tak juga membuat akun untuk e-mail," kata Marlev Mainaky, pelatih tunggal putri.