Jumat, 27 Februari 2009

olimpiade beijing














telat bgt dpt berita nie!!!!!!!!!!!!

SEJAK Olimpiade memperlombakan bulu tangkis pada 1992, Indonesia selalu berhasil merebut emas. Di Beijing, tim bulu tangkis Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan tradisi itu.

Beban yang cukup berat tentunya. Sebab, selain melawan pebulu tangkis terbaik dunia, mereka harus menghadapi teror dari pendukung tuan rumah yang bertekad menyapu bersih emas.

Ganda wanita Vita Marissa/Lilyana Natsir adalah yang pertama merasakan agresifnya permainan wakil Tiongkok dengan ribuan suporter di belakangnya yang memadati Beijing University of Technology. Meski pernah menjadi juara di Tiongkok pada 2007, Vita/Lilyana akhirnya takluk pada babak pertama.

Kemarin (16/8), tiga di antara empat pertandingan yang dilakoni pebulu tangkis Indonesia adalah laga melawan wakil tuan rumah. Mereka pun harus menyiapkan kekuatan dan mental untuk menghadapi pertandingan ketat dan teror penonton yang tak kenal lelah.

Ganda pria Markis Kido/Hendra Setiawan berhadapan dengan Fu Haifeng/Cai Yun dalam perebutan emas. Nova Widianto/Lilyana Natsir menghadapi He Hanbin/Yu Yang di semifinal ganda campuran. Sedangkan Maria Kristin Yulianti menghadapi Lu Lan dalam perebutan medali perunggu. Hanya Flandy Limpele/Vita Marissa yang menghadapi wakil Korea Selatan.

Menghadapi pertandingan hidup mati untuk melanjutkan tradisi emas itu, mereka memiliki banyak kiat untuk mengisi waktu dan menghilangkan beban. Ada yang memiliki pergi ke gym. Ada yang main play station. Ada juga yang berbelanja suvenir Olimpiade.

Jamaknya kaum hawa yang senang berbelanja, Vita, Lilyana, dan Maria menghabiskan sore sehari menjelang di megastore di dekat Olympic Village. Sebelumnya, mereka melayani permintaan wawancara beberapa wartawan asal Indonesia di International Zone Olympic Village.� � � �

"Kami nyantai saja menghadapi pertandingan besok (kemarin, Red). Kalau tegang, nanti malah tidak baik," kata Maria Jumat lalu (15/8).

Mengenakan celana tiga perempat dan jaket kontingen, dia tampak santai sore itu dengan rambutnya yang terurai. Demikian juga Vita dan Lilyana.

Dengan dandanan yang hampir sama, mereka berjalan-jalan di kompleks pengibaran bendera kontingen. Mereka sempat mengambil gambar dengan handycam dan kamera digital.

Bahkan, Vita meminjam kamera wartawan Indonesia untuk menjepret beberapa objek di sana. Setelah puas di tempat yang menyerupai bukit itu, mereka beralih ke megastore suvenir Olimpiade yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari tempat pengibaran bendera kontingen itu. Di bangunan semipermanen tersebut, dijual berbagai suvenir. Mulai gantungan kunci sampai jaket resmi Olimpiade.

Lain pria lain wanita. Nova lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar. Sedangkan Kido dan Hendra pergi ke gym untuk menjaga kondisi.

"Saya lebih senang menghabiskan waktu dengan bermain PSP (play station portable, Red) atau browsing internet. Itu sudah menjadi kebiasaan. Saya selalu membawa PSP dan laptop setiap kali bermain di luar negeri," beber Nova yang bersama Lilyana hari ini akan melakoni laga final ganda campuran.

Meski bermain bulu tangkis, Nova mengaku senang bermain PS sepak bola winning eleven. �Klub yang menjadi andalannya adalah Chelsea.

"Saya memang mengidolakan The Blues (julukan Chelsea). Makanya, saya senang memainkannya di PS," lanjut pebulu tangkis nomor satu dunia di ganda campuran tersebut.

Kido dan Hendra yang menjadi ganda pria nomor satu dunia lebih kompak dalam menghabiskan waktu menjelang laga perebutan final. Jumat sore, mereka pergi ke gym untuk berlatih ringan. "Mungkin sedikit bench press. Kalau tidak antre, saya juga mau treadmill," tutur Hendra. Selain pergi ke gym, Kido mengatakan punya resep lain. "Banyak makan dan tidur agar badan bugar," ucapnya.

Tidak ada komentar: