Selasa, 28 April 2009

frekuensi latihan



















CIPAYUNG--MI: Pemantapan latihan menjelang tiga minggu pelaksanaan kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman di Guangzhou, China, 10-17 Mei mendatang masih dilakukan secara intensif di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (16/4).

Hal itu terlihat dari frekuensi pelatihan yang dikawal masing-masing pelatih bulu tangkis pelatnas dengan pengawasan ketat sang maestro sekaligus Ketua Subbidang Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata.

Dari pantauan Media Indonesia di lapangan, peringkat delapan dunia Simon Santoso terlihat berlatih secara intensif dengan dua rekannya, yaitu Yoga Pratama dan Nugroho Andi Saputra, sedangkan Tommy Sugiarto yang juga diunggulkan di sektor tunggal putra juga terlihat melakukan latih tanding yang sama.

"Saya melakukan sparing bersama rekan dan pelatih untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus bagus untuk melatih mental bertanding," ujar Tommy seusai latihan.

Ia menjelaskan menghadapi kejuaraan Piala Sudirman mendatang, pihaknya tetap fokus berlatih untuk mendapatkan hasil maksimal. "Saya terus berlatih dan melakukan sparing melawan dua orang (1:2) karena dapat meningkatkan daya pikir saya untuk bergerak lebih cepat. Tentunya sangat dibutuhkan untuk tampil maksimal," tandas putra sang maestro era 1980-an, Icuk Sugiarto.

Pelatihan dengan metode satu pemain melawan dua pemain, sambungnya, sangat tepat untuk meningkatkan kecepatan menyerang, membendung smes hingga melakukan permainan jaring. Pasalnya, kekuatan atlet akan diuji saat berusaha untuk mengembalikan serangan lawan. "1:2 sangat tepat diterapkan bagi saya sebagai simulasi sebelum bertanding sesungguhnya, yaitu man to man (satu lawan satu)," tukas Tommy.

Menanggapi metode pelatihan 1:2, pelatih tunggal putra Hendrawan mengatakan waktu maksimal yang harus dilakukan seorang atlet yaitu 40 menit untuk meningkatkan daya tahan fisik atlet. "Bila dalam latihan 1:2, maka dibutuhkan waktu maksimal selama 60 menit, sedangkan bila 1:3 dibutuhkan 30 menit," jelasnya.

Ia mengatakan lama waktu pelatihan yang diterapkan kepada atlet masih dilakukan selama 40 menit. "Proses ini harus dilakukan secara tahap demi tahap hingga maksimal 60 menit," papar Hendrawan.

Sementara itu, pada sektor tunggal putri, beberapa pemain seperti, Adriyanti Firdasari juga terlihat melakukan hal yang sama dengan beberapa rekannya di bawah bimbingan pelatih tunggal putri Marlev Mario Mainaky. "Metode 1:2 bukanlah hal yang baru namun memiliki manfaat bagi atlet," tandas Marlev.

Keunggulan dari proses 1:2 atau 1:3, diakuinya sebagai proses peningkatan fisik. Pasalnya, atlet dipaksa untuk lebih fokus mengembalikan permainan dari dua orang rekannya. "Saya kira hal ini juga dilakukan pelatih di luar negeri," ucapnya.

Sementara itu pada sektor ganda putra, beberapa pemain seperti Hendra Setiawan, Bona Septano, dan Mohammad Ahsan juga melakukan latihan di bawah bimbingan pelatih ganda putra Sigit Pamungkas.

Hendra yang baru saja menjuarai Kejuaraan Asia 2009 di Suwon, Korea, beberapa waktu lalu, terlihat hanya melakukan sprint, sedangkan pasangannya Markis Kido tidak terlihat pada sesi latihan tersebut akibat cidera lutut kiri yang masih dialaminya.

Di sektor ganda putri, beberapa atlet seperti Shendy Puspa Irawati, Meliana Jauhari, Greysia Polii serta Nitya Krishinda Maheswari lebih fokus menjalani pelatihan smas (1:3) di bawah asuhan pelatih Aryono.

Selain itu di tempat yang sama, peringkat satu dunia ganda campuran Liliyana Natsir yang berpasangan dengan Nova Widianto juga terlihat melakukan latihan bersama juniornya Fran Kurniawan dan Lita Nurlita dibawah asuhan pelatih ganda campuran Richard Leonard Mainaky.

Sebelumnya, Christian menilai frekuensi latihan masih perlu ditingkatkan kepada tim Piala Sudirman 'Merah Putih' untuk mendapatkan hasil secara maksimal, karena latihan bersifat simulasi dan pelaksanannya saat mengikuti pertandingan.

"Peluang masih seimbang dengan negara lainnya, sehingga dibutuhkan peningkatan fisik dan mental di dalam simulasi (latihan)," pungkasnya.

Tidak ada komentar: